Bab 45
"Okay, gue udah catet semua yang lo pengenin, ntar gue kirim beberapa gambar rancangan gue ke email lo!" ucap Doni, teman Bara yang berprofesi sebagai arsitek.
Melati sudah mengatakan semua yang dia butuhkan dan inginkan ada di dalam rumah tersebut.
Rumah yang tidak begitu luas, hanyaada satu lantai, dan tidak terlalu banyak ruangan di dalam. Ah, juga taman bunga kecil di depan rumah.
"Sip, gue tunggu secepetnya Don!" sahut Bara.
"Santai aja. Kalian mau nikah? Gak nyangka gue, lo mau tinggal di rumah modelan begini, Ra!" Doni menatap heran ke arah teman lamanya itu.
"Pala lo! Siapa juga mau nikah? Tapi amin sih!" ucap Bara sambil tersenyum malu.
Melati yang melihat itu langsung mencubit kecil pinggang Bara.
"Gila emang, cinta itu buta ya, Bro!"
"Jomblo tahu apa lo!" cibir Bara.
"Blengcek lo, biar jomblo gini, gue pernah jatuh cinta kali!"
Bara tertawa keras mendengar ucapan Doni, sejak kapan ia mensensor umpatan seperti itu? Sial, itu sangat menggelikan.