Di kala ide sangat lancar gadis patah hati ini belum berhenti untuk mengetik, dengan penuh semangat dia memulai lagi setelah melaksanakan solat.
Bab 3
Elang menghentikan langkahnya, diendusnya lagi bau asing yang menyeruak menggoda penciumannya itu. Aroma yang sangat menggiurkan, memanjakan, dan sangat mengundang.
Sambil terus mengendus, pria itu melangkah mengikuti aroma memabukkan itu.
'Dapur?'
"Apa yang Bibi masak?" Seru Elang setengah berteriak.
"Melati?" Pekiknya lagi begitu ia memasuki dapur.
Reflek Melati yang tengah berdiri di depan kompor, langsung mematikan kompornya, ia langsung berbalik menghadap Elang dengan takut.
"Lo ngapain?" Tanya Elang dengan raut wajah datar.
Melati menggeleng cepat dan bergeser memunggungi masakannya agar Elang tidak melihatnya. Tapi sayang, pria dengan mata elang itu sudah melihatnya.
"Minggir!" Elang menarik lengan Melati dan berdiri di depan manci kecil berisi rawon yang baru saja Melati masak.
"Lo masak?"