"Cowok tampan yang kemarin, paras nya benar- benar terpahat dengan sempurna," kata Rosalin, yang tiba- tiba teringat di tengah- tengah percakapan tentang pria yang di temui mereka kemarin di pulau itu.
"Benar, kamu benar, dan tak dapat di pungkiri," lanjut Anna yang kini juga mengakui pesona nya bukan main.
"Beruntung nya dirimu bisa bermalam di rumah nya, kau benar- benar curang dan tidak adil, seharus nya kau mengajak ku juga waktu itu." protes Rosalin dengan ekspreai wajah kesal nya.
"Bukan nya aku curang, hanya saja aku merasa dia adalah takdir ku, bukan takdir mu." jawab Anna enteng tanpa memikirkan perasaan sahabat nya.
"Hey, bisa- bisa nya kau bicara seperti itu, selama ini kita selalu berbagi, seharus nya kemarin kamu juga berbagi kesenangan itu dengan ku." Rosalin semakin kesal pada Anna.
"Rosalin, ini bukan soal kesenangan. Aku bisa berbagi segala nya untuk mu, tapiii kali ini aku benar- benar tidak bisa berbagi dengan mu."