"Eh? Tapi aku—"
"Kemari, " ulang Mile.
Baru mandi, Apo yang berbalut kain putih pun terpatung diam. Tubuh basahnya meneteskan gerimis yang jarang. Tapi para dayang tak berani mendekat. Mereka pamit dengan muka merah. Lalu melipir satu per satu.
Mungkin, pemandangan itu biasa kalau Mile bersama para gundiknya. Namun sang ratu manis dimonopoli? Mereka ikut bersemangat, meski tak berani memperlihatkannya.
"Iya, s-sebentar ...." kata Apo. Dia pun berjalan dengan kepala menunduk saat ditarik dalam pangkuan.
Brugh!
"Kau harum," kata Mile sembari melingkarkan lengan di pinggang Apo. Lelaki itu membuat Omega-nya waspada, padahal sudah melewatkan banyak malam panas.
"Iya."
Mile memijat paha Apo dan terus naik ke atas, padahal yang dilindungi sang Omega merupakan dada, sehingga itu tidak disangka-sangka.
"Apa semua baik-baik saja? Kalau kurang tidur jangan memaksakan diri."
