"Bagaimana cara pakainya, Bu?"
"Yang warna putih ini yang buat dicelupkan."
"Oh," gumam Icha. Matanya menatap alat berbentuk stik pipih dengan panjang sekitar sepuluh sentimeter. Jantungnya berpacu cepat saat kedua kakinya melangkah masuk ke kamar mandi.
Sejenak, ia merasa ragu. Ingin berbalik keluar dan tidak jadi melakukan tes urine. Ia sangat takut untuk menerima hasilnya.
"Ayo, Non!" Yayah menepuk bahu Icha, lalu menutup pintu setelah gadis itu masuk ke kamar mandi.
'Semoga saja tidak seperti yang aku khawatirkan.'
Icha menyiapkan mentalnya sebelum mencelupkan alat itu ke dalam urine. Matanya terpejam rapat selama menunggu tiga menit. Suara ketukan pintu membuat ia membuka mata karena terkejut.
"Non! Sudah belum?" tanya Yayah yang penasaran dengan hasil tesnya.
Icha masih menggenggam erat alat itu dan belum berani melihatnya. Desakan pertanyaan dari Yayah membuat ia terpaksa segera melihat alat tes itu. Seketika tangannya lemas tak bertenaga.
Ceklek!