Pacar?
Pacar Siapa maksudnya?
Tidak salah lagi ini adalah suara Nata. Apa-apaan dia bawa bodyguard cewek, mana tinggi serem lagi. "Enggak, a aku gak". Bodyguard wanita tadi menarik rambutnya keras dan melemparkan dia ke sembarang tempat hingga menabrak salah satu meja di kantin.
Aku kemudian menghampiri Nata dan memarahinya. "Nata apa-apan ini, kamu udah keterlaluan". Nata hanya menatapku sinis dari atas kebawah. "Lihat penampilnmu, sekarang benar-benar memuakkan, bawa dia".
Nata kemudian memerintahkan bodyguard cewek di sekitarnya untuk membawaku pergi, dan aku pun terpaksa mengikuti mereka. Lu bayangin aja di kelilingin bodyguard cewek setinggi dan seserem mereka. Ciut juga pasti tuh nyali.
Sayup-sayup dari kejauhan aku mendengar perkataan Nata yang sedikit banyak membuat hatiku menghangat.
Aku ga tau keadaan si cewek tadi semengenaskan apa, mungkin akan aku cari tau lain kali.
"Kalian semua ingat, Renata itu Pacarku, jika ada yang mengganggunya, Kalian akan berhadapan dengan Adinata Aillen Caesar".
Adinata kemudian meninggalkan Kantin, sebelumnya dia memberikan Segepok Uang untuk Ibu kantin yang di rugikan. Tuh ibu kesenengan banget dapat duit banyak. Malah dia berdoa supaya Adinata sering bertengkar di situ. Bisa kaya mendadak tuh ibu kantin.
"A aaaku mau di bawa kemana? ". Tanyaku pada bodyguard bodyguard cewek, tapi mereka tidak menggubrisku. Tak lama kami tiba di sebuah Ruangan yang bertuliskan Nata's Room. Ternyata di kampus ada sebuah Ruang Istirahat yang besar. Kemudian aku di tinggal sendirian.
Tunggu sebentar, ini seperti Rumah, ada Sofa, Tv bahkan sebuah pintu menuju ruang lain yang kutebak itu sebuah kamar. Tidak lama kemudian Pintu terbuka dan Nata masuk keruangan.
"Ini pakai gantilah bajumu yang jelek dan kotor itu, ganti di kamar sana". Setelah dia melempar Paper Bag padaku Nata menunjuk ke arah pintu yang kutebak sebagai kamar tadi.
Nata membelikan lengkap dengan celana dalam dan bra. Sialan. Umpatku dalam hati. Dia juga membelikan Celana Panjang, kaos, dan sweater yang cukup bagus. Sesuai dengan apa yang kupakai sehari-hari.
Klik!!!
Pintu terbuka dan Nata memasuki kamar, beruntung aku telah memakai lengkap seluruh pakaianku, sedangkan pakaianku yang basah aku simpan di dalam paper bag.
"Kenapa tidak ketuk pintu, Apa kamu tidak tau sopan santun". Kataku menyerangnya. Dia hanya berjalan semakin mendekat dan menaikkan salah satu alisnya.
"Berhenti, jangan mendekat, a aku berterimakasih untuk pakaian ini, a aku akan mengembalikannya nanti". Aku berusaha tenang tapi suara ku tidak sejalan dengan pikiranku.
Aku mulai semakin tegang karena Nata berjalan semakin mendekatiku, tak sadar kaki ku pun berjalan mundur hingga punggungku menabrak tembok.
Kini jarak wajah Nata hanya 5cm dariku, nafasku menjadi tak beraturan, aku pun memalingkan wajah dan memejamkan mataku, tapi nata meraih daguku. "Buka matamu". Perintah Nata. Akupun kemudian membuka mata dan dia masih menatapku.
"Jadilah pacarku, dan aku akan melindungimu". Kemudian Nata Memelukku perlahan dan semakin kencang, nafasnya kian memburu. Tiba-tiba aku merasa remasan di pantatku yang membuat aku kaget setengah mati, dan langsung mendorongnya dengan kuat.
"Dasar mesum sialan, apa yang kau pegang". Aku berusaha menghindar dan lari keluar kamar tapi Nata memiliki tenaga yang lebih kuat dariku. Nata menarikku dan menghempaskan aku ke Kasur, kemudian Dia menindihku dan hampir mencumbuku. Aku berusaha menolak.
Aku takut sangat takut, kehormatnku terancam, tak lama untuk air mata menetes di pipiku dan tubuhku bergetar hebat, Tampak Nata shock, mungkin aku terlihat sangat Pucat sekarang karena ketakutan.
Nata kemudian berhenti dan berdiri dari tempat tidur, sedangkan aku mengambil kesempatan itu untuk berlari sejauh mungkin, lari sangat jauh dari Ruangan Terkutuk itu.
Beberapa Bodyguard akan mengejarku tapi itu di tahan Oleh Nata "Tak usah di kejar biarkan aja". Teriaknya Singkat.
Aku terus menerus berlari, bahkab menabrak beberapa orang, aku menerima caci maki beberapa orang setelah aku menabraknya hingga aku bertemu Lina Metty dan Jojo
Bruk!!! Aku menabrak seseorang lagi. "Hei kalo lari pake mata dong".
"Ehh, Rey kamu kenapa, apa yang terjadi?". Suaranya tidak asing. Ternyata itu Metty.
"Astaga naga, Rey kau kenapa bergetar macam ini?. Jojo terlihat panik dan memegang pundakku kemudian mereka mendudukkan aku di sebuah kursi yang tidak jauh dari sana.
"Ini minum dulu air putih".Lina memberikan aku sebotol air mineral yang langsung aku teguk, badanku mulai Rileks dan getaran tubuhku mulai mereda. Aku mencari botol berisi obat yang mungkin aku bawa. Ketemu, kemudian aku minum obatnya dan Pikiranku lebih tenang.
"Sekarang kamu udah tenang, coba ceritakan ada masalah apa, mungkin kita bisa bantu". Tanya Metty
"Iya". Dan di sahut oleh Jojo dan Lina serta anggukan mereka.
"Aku gak apa-apa". Aku memang tipe orang yang sulit cerita masalahku kepada orang lain.
"Yaudah gak apa kalau kamu mau cerita sesuatu, cerita aja kita akan dengerin kok". Kata jojo sambil mengelus kepalaku.
"Terimakasih ya teman-teman" ucapku dan mereka memelukku agar aku bisa tenang.
Tanpa Rey Tau, bahwa Pria baru saja membuatnya menjadi seperti itu, melihatnya tak jauh dari tempat dia duduk. Nata mendesah karena rasa bersalah dan diapun pergi meninggalkan tempat itu.
Aku pun kembali kerumah tentunya di jemput oleh Mang Asep. Beberapa kali mang Asep mengajak ku bicara tapi aku mengatakan bahwa aku kurang enak badan sehingga tidak bisa banyak mengobrol dan Mang Asep terlihat khawatir memintaku untuk menghubungi Dokter, tapi aku berkata itu tidak perlu untuk saat ini karena aku hanya ingin istirahat.
Setibanya di rumah aku langsung beristirahat. Ya, Aku memang terlihat seperti wanita yang kuat padahal aku memiliki penyakit yaitu Gangguan Kecemasan, gejalanya seperti yang aku baru saja alami, berkeringat dingin, badan gemetaran, wajah berubah menjadi Pucat, dada sesak, dan aku selalu membawa obat antidepresan di tasku.
Gangguan Kecemasan aku alami saat aku kehilangan saudara kembarku, dan juga saat meninggalnya Kakekku.
Saat itu aku bahkan membutuhkan dokter dan minum banyak sekali obat untuk menenangkan depresiku, aku juga menjalani berbagai terapi yang di sarankan Oleh Dokter
Bahkan orang tuaku yang sangat sibuk mereka menghentikan sementara pekerjaan mereka untuk mendampingi aku selama beberapa minggu.
Saat itu walau aku sakit, tapi ada sedikit rasa puas di hatiku karena kedua orang tuaku menyempatkan waktu mereka untuk merawatku.
Dan sekarang Nata membangkitkan Penyakitku lagi, sentuhannya aku tidak menginginkannya, aku hanya berharap dia menjauhiku, aku tidak ingin berada di dekatnya lagi.
Malam semakin larut, aku sangt mengantuk dan ingin tidur, semoga besok semua membaik