Negara At. Yilan sekarang berada di Musim Semi. Negara yang terletak di antara 2 Samudra. Membuat cuaca tidak akan terasa panas walaupun di Musim Summer sekalipun. Dengan julukan "Angel's City" membuat nya terkenal di seluruh Dunia.
Bukan tanpa sebab, itu karna Falynn E Vintry. Seorang Pengusaha muda yang sukses di masa belia. Semua orang selalu membicarakan nya, orang yang terlahir dengan sendok perak di mulut nya. Dia memiliki lebih dari 75% saham yang ada di seluruh Dunia. Membuat nya menjadi orang terkaya ke 3 setelah ayah dan kakak laki-laki nya.
Semua orang mengatakan, hidup ini tak adil. Sebab, dia memiliki segala nya. Ketampanan, kesuksesan bahkan kekayaan. Tak ada yang tidak memujanya. Bahkan Pemerintah pun tunduk kepada nya. Tetapi, Dunia hanya tau siapa dia diluar nya saja. Mereka mencoba terus mencari seperti apa kehidupan secara pribadi nya. Sebab tak satu pun yang tau seperti apa diri nya di luar itu semua.
Yang mereka tau, karena Falynn E Vintry lah julukan "Angel's City" dibangun. Akan tetapi, hanya sebagian yang tau apa maksud sebenarnya. Itu karena apa yang ada di dalam Negara itu sendiri. Tempat dimana, semua "Makluk" hidup berdampingan.
Falynn E Vintry hanya menjadi tameng agar semua nya terkendali. Sebab, kalau itu di ketahui oleh Dunia. Mereka akan di bunuh dan di panggil "Monster". Walaupun Keluarga Vintry termasuk salah satu dari mereka.
-------
Falynn E Vintry, yang biasa di panggil dengan Lyn. Lagi-lagi hanyut dengan fikiran nya sendiri. Dia menatap kosong ke arah luar jendela.
Fikiran nya tak tenang hanya karena satu Perempuan. Saat pertama kali melihat senyum nya, seakan seluruh oksigen di sekitar nya habis. Tetapi, ada satu hal yang membuat nya melayang. Yaitu, aroma yang ada di tubuh nya. Seperti, bau Vodka favorit nya. Keinginan untuk mendapat kan nya menjadi sangat kuat. Sampai, dia tak sadar membangkit kan "HalLain" dari dalam diri nya.
------
Saat itu Lyn dan Pak Wu pergi mengunjungi salah satu Perusahaan milik nya. Dari jauh, dia bisa mencium aroma familiar yang menuntun nya untuk datang.
Di saat dia mengikuti di mana aroma itu berada. Kini mereka tak sadar bahwa sudah berhenti didepan Cafe yang terletak di samping pintu masuk kantor milik nya. Tanpa menunggu, dia melangkahkan kaki nya segera. Di ikuti oleh Pak Wu di belakang.
"Selamat datang"... Sambut nya ramah.
Suara merdu nya membuat Lyn diam membeku. Pak Wu yang melihat itu memanggil pelan. Dengan segera Lyn tersadar. Dapat di lihat juga oleh nya, Gadis itu menatap nya khawatir.
"Apa anda sakit Pak?"... Pertanyaan nya membuat Lyn hanya menggeleng pelan.
Untung keadaan di Cafe saat ini sedang sepi. Jadi, tidak akan ada masalah sama sekali. Tetapi, seperti nya Gadis itu sama sekali tak menyadari siapa dia.
"Bisa saya bantu pesanan anda Pak?"... Dia tersenyum dengan manis.
"DEG... DEG... DEG...AKH!!! Sial!!! Dia sangat manis"... Lyn salah tingkah.
"Tuan? Apa anda baik-baik saja?"... Sekali lagi. Pak Wu membuat nya sadar.
"Iya tak apa. Apa yang menjadi recomended disini?"... Tanya nya sambil menatap dalam ke arah mata indah milik nya.
"Frappe, Capuccino, atau Flat Pak. Apa Anda suka yang manis?"... Dia masih saja tersenyum. Ingin rasa nya Lyn memeluk nya saat ini erat. Bukan karena dia mesum hanya saja ini...
"Apa kesukaan mu?"... Pertanyaan spontan Lyn membuat nya mengerutkan dahi sejenak.
"Frappe + Bubble E Pak. Saya suka yang manis"...
"Oke saya pesan itu. Dan satu Capuccino Less Sugar"... Sambil memainkan jari nya pelan.
"Saya ulangi pesanan nya Pak. Frappe + Bubble E dan Capuccino Less Sugar. Total semua nya 50.0 Pak"...
Lyn hanya mengangguk kecil dan memberikan Card nya cepat. Tanpa sengaja, mereka bersentuhan ringan. Membuat tubuh Lyn merasakan getaran aneh.
"Maaf, Pak. Minuman nya atas nama siapa?"... Dia bersiap untuk menulis nya.
"Wu... Buat saja 22 nya pakai nama itu"... Yang memiliki nama menatap Lyn bingung. Tapi, tak ingin memprotes sama sekali.
Saat semua nya sudah siap, dia hanya memberitahu untuk menunggu sebentar. Lyn dengan hati-hati mencuri pandangan kearah nya. Agar Gadis itu tak merasa terganggu sama sekali. Pak Wu yang mengetahui tingkah Tuan nya. Mencoba berdiri tak jauh dari tempat duduk Lyn. Supaya tidak mencolok perhatian di sekitar mereka.
------
Itu lah pertama kali Lyn bertemu dengan nya. Ia juga mendapat informasi bahwa, dia pekerja sekaligus pemilik Cafe itu. Dan ada satu info lagi yang membuat nya senang. Bahwa dia Anak dari Rekan bisnis terlama nya.
Lyn tidak membuang kesempatan itu. Segera di atur nya waktu, agar dia bisa berbicara langsung dengan Orangtua nya.
-------
"Jadi, boleh saya bertanya sesuatu?"... Dia menatap lawan bicara nya. Rasa senang milik nya tak bisa di tahan sama sekali.
"Silahkan Pak. Saya akan berusaha untuk menjawab"... Lawan bicara nya tersenyum ramah. Belum tau sama sekali apa niat di balik itu semua.
"Saya ingin mendekati putri Pak Kim. Bisa tolong atur waktu untuk bertemu secara pribadi? Seperti makan malam di luar?..."... Lyn tak bisa berbasa-basi. Dengan ekspresi serius nya dia menunggu jawaban seseorang yang di panggil Pak Kim dengan sabar.
"Ah... Begitu, bagaimana anda bisa tau Pak? Maaf, seharus nya saya tidak menanyakan itu. Tetapi, apa anda pernah bertemu dengan nya?"... Pak Kim mencoba tenang.
Dia sebenarnya tak nyaman disaat ada Rekan bisnis nya membicarakan soal Putri nya. Tapi, lain hal nya dengan saat ini sebab yang ada di hadapan nya adalah CEO Falynn E Vintry. Dia tak boleh berbicara dengan gegabah.
"Tidak secara langsung"... Jawab nya bohong... "Tapi, saya ingin berteman dengan nya terlebih dahulu. Jangan lihat saya sebagai rekan bisnis anda. Bisakah anda melihat saya sebagai laki-laki biasa? Tetapi, jika dia menolak saya saat sudah bertemu. Saya tak masalah dengan itu sama sekali"... Di ambil gelas minuman nya pelan. Dia menghirup aroma nya dalam perlahan dan langsung meminum nya.
"Ehm... Saya tidak bisa melakukan nya Pak. Saya belum bisa mengatakan apapun. Saya harus menanyakan ini dengan nya terlebih dulu"... Pak Kim menjadi salah tingkah.
"Tidak apa-apa. Jangan terlalu tegang. Dan jangan memaksa nya kalau tidak ingin. Saya mengandalkan anda Pak Kim"... Senyuman nya seakan memberikan arti yang lain buat Pak Kim.
"Baik lah Pak. Tapi, saya mohon maaf apapun keputusan putri saya. Anda jangan terlalu ambil hati nanti nya"... Tentu saja Pak Kim sangat cemas sekarang. Dia belum pernah mendengar. Falynn E Vintry berkencan atau sekedar gosip pergi dengan Perempuan sebelum nya. Dan saat dia mendengar CEO muda ini ingin berteman dengan Putri nya. Ada perasaan takut, karena dia tau sifat asli putri nya.
"Pak Kim. Jangan khawatir, saya tidak akan menyalahkan siapunpun bagaimana hasil nya. Anda tenang saja, ini tidak akan mempengaruhi hasil dari kerjasama kita"...
"Tidak Pak. Saya memang memikirkan itu, tetapi saya lebih memikirkan bagaimana saya mengatakan nya dengan putri saya"...
"Mungkin dia akan berfikir saya Laki-laki yang pengecut. Tetapi, saya tidak akan menyerah begitu saja. Saya lebih baik meminta dengan anda sebagai orang tua nya. Kalau dia tak setuju, saya bisa mendekati nya lagi. Tapi, saat anda yang tidak mengetujui nya dari awal. Itu akan membuat semangat saya berkurang"... Lyn tertawa pelan seakan mencairkan suasana.
"Anda terlalu berfikir jauh Pak. Lagian saya tidak akan melarang dia kalau itu yang terbaik. Tetapi, putri saya sedikit keras kepala. Saya hanya takut, membuat nya salah mengerti dan membuat anda kecewa"...
"Kalau begitu, saya mohon bantuan anda Pak. Sampai kan permintaan saya ke Putri anda. Kapan pun dia dan anda sekeluarga siap untuk bertemu. Saya akan mengatur nya juga"...
Pak Kim terkejut melihat Lyn membungkuk sopan ke arah nya.
"Ah!!! Jangan begitu Pak. Saya belum bisa pastikan. Jangan membungkuk seperti itu, angkat wajah anda Pak"... Di sentuh bahu Lyn untuk mengangkat nya kembali.
"Anda terlalu berlebihan, Pak Kim. Saya melakukan ini karena Saya meminta bantuan langsung dari seorang ayah"...
Pak Kim terkesan bahwa Lyn memiliki pribadi yang sopan. Bahkan, dia tak melupakan posisi Pak Kim sebagai seorang ayah sekalipun. Sekarang dia menjadi salah tingkah.
Setelah pembicaraan serius, mereka kembali berbincang tentang hal yang lain. Membuat suasana mereka menjadi lebih tenang. Saat di rasa semua nya sudah selesai, Lyn pamit undur diri terlebih dahulu.
"Saya akan menunggu apapun kabar nya Pak"... Dia menyodorkan tangan nya.
"Terima kasih atas niatan nya Pak Falynn. Saya akan segera menghubungi anda. Dan saya harap apapun jawaban nya anda bisa berlapang dada Pak"... Di sambut tangan nya pelan.
"Baik Pak. Dan bolehkah Saya meminta foto putri Pak Kim?"...
"Tentu. Sebentar lagi saya akan kirim ke Pak Wu"... Di tepuk nya pelan bahu Lyn.
"Kalau begitu saya pamit Pak. Sekali lagi terima kasih untuk waktu nya Pak"... Setelah mengatakan itu, Lyn berlalu dengan hati yang senang.
Sedangkan yang di tinggal, memiliki banyak fikiran yang membuat nya tak tenang.
------
"Pak Wu? Kalau mengingat lagi tentang apa yang terjadi. Membuat ku pusing"... Lyn menekan kepala.
"Tuan... Jangan terlalu memikirkan nya. Percaya lah dengan Pak Kim"... Dia mencoba menenangkan.
Hening. Tak ada jawaban, Lyn mencoba untuk tenang. Tapi, "SisiLain" nya tak mau sama sekali.
KRING!!!! KRING!!!!
Dering panggilan telpon membuat Pak Wu menyipitkan pandangan nya. Takut kalau dia salah membaca.
"Tuan. Ini dari Pak Kim"...
Lyn langsung bangkit dari duduk nya dan menatap Pak Wu gugup.
"Angkat saja!"... Titah nya gusar.
Tuk...
"Halo!?"... Angkat nya sambil menatap Lyn.
"Halo Pak Wu. Apa saya menganggu waktu anda?"...
"Tidak Pak. Apa anda ingin berbicara dengan Tuan Falynn?"...
Saat nama nya di sebut. Lyn menggeleng tak setuju. Dia belum siap sama sekali.
"Bolehkah? Apa Pak Falynn tidak sibuk?"...
"Em... Beliau sedang kosong sekarang"...