Dina terlihat cemas, Riana datang dengan membawakan air putih.
"Mbak, silahkan." Riana memberikan Dina menerima dan fikirannya ada di tempat lain.
'Kak Aqsa memang punya teman yang namanya Dokter Arief, tapi kenapa suara tadi sangat mirip dengan suara Kak Aqsa. Dan kenapa terdengar terisak, seperti bahagia mendengar kandunganku yang baik-baik saja namun sedih karena tidak berjumpa. Apa mungkin sangking akrabnya dengan Kak Aqsa?' tanya Dina dalam hati.
"Mbak istirahat yuk," ajak Riana membuyarkan lamunan Dina. Gibran terlihat menjaga jarak dan tidak lagi usil kepada Riana.
Ponsel Gibran terus berdering. "Halo Bunda," jawab Gibran sambil mondar-mandir.
"Bunda tidak berani pulang, Dirga selalu menelepon Bunda. Mengancam Bunda yang tidak-tidak, kamu Jaga dirimu baik-baik ya sayang. Terlebih lagi kamu harus menjaga Mbak Dina dan Aqila."