Sementara dengan Diana yang masih mengusut kasus racun, harus terpaksa pergi ke perpustakaan dan mempercayakan orang lain menunggu orang yang terduga pelaku.
Hari ini ada yang memberi satangkai bunga dan coklat lewat anak kecil, sepucuk surat yang di lipat dengan rapi. Diana merasa aneh lalu membukanya.
[Sejak lama aku mengagumimu Diana, jika berkenan temui aku di taman depan kampus, dari sebrang aku sering memperhatikanmu diam-diam saat naik bis. Aku jatuh hati. Aku menunggumu di tempat biasa kamu menunggu bis. Lihatlah aku dari arah sebrang. Aku akan menantimu. Pengagum rahasia.] Diana segera menyimpan itu.
Diana segera masuk ke perpus, dia duduk dan mengambil buku.
"Semoga ada ide, ayolah jangan buntu."
[Sebuah rasa telah ku pendam dan ku kubur. Aku membebaskan diri namun bekas luka karna hati yang patah, masih berusaha aku rekatkan. Aku memulihkan kondisiku yang rapuh.]
Tulisnya.
"Ah ... aku selalu begini galau tidak menentu."