Siang harinya Zahra pulang dari sekolahan. Sesekali dia mengecek ponselnya karena tidak ada kabar dari Arfan.
'Hubungi tidak ya ...? Ah ... kok tiba-tiba gengsi sih, padahal biasanya aku bercanda tawa tak ada masalah, kenapa ...? Ah ... kok tiba-tiba tidak nyaman. Ada rasa yang tidak biasa yang mulai aku rasa, jangan sampai aku jatuh cinta, tunda dulu ... sekarang fokus raih cita-cita, ayo semangat meraih cita-cita! Ah ... tapi kenapa kok galau ya ...' batin Zahra.
Srettt!
Zahra sangat terkejut ketika ada kertas terbang lalu jatuh di bawahnya.
Zahra mengambil kertas itu sambil menolah-noleh kesana-kemari.
Zahra membuka kertas biru laut itu.
[Aku sakit ... karena tak bisa bertemu denganmu. Sahabatku bagaimana kabarmu, setelah dua hari tidak ada kabar, apa kamu tidak merindukanku?]
"Arfan ... keluar, tidak perlu main petak umpet," kata Zahra. Namun setelah menunggu Arfan tak kunjung keluar. Zahra pun meraih ponselnya lalu menelpon nomer Arfan.