Sejenak Zahra memandang ke luar, Dia menyruput es coklat, lalu lanjut menulis.
****
Tapi Lea juga berat melakukan itu.
"Akan kupikirkan itu nanti Angel. Sekarang kau tidur istirahatlah dulu, agar kau bisa sedikit pulih, aku akan ke kamar mandi sebentar," ucap Lea yang mengalihkan pembicaraan sembari tersenyum tipis.
"Aku pergi, Assalamualaikum," pamit Lea dengan menahan bendungan air matanya, yang tak dapat ia tahan.
Angel hanya dapat tersenyum miring.
"Baguss, menangislah sejadinya Lea, tentu saja ku senang melihatnya. Dan setelah itu akan kupastikan kau akan pergi meninggalkan Deril. Dan itu akan segera membantuku melancarkan rencanaku," tutur Angel dalam hati.
Lea keluar dengan pelupuk mata yang telah penuh dengan air mata.
Di balik pintu ada Deril yang tengah mencemaskan, kurang lebih 1 jam tak kunjung keluar.
"Tertidurkah dia itu," batin Deril sedikit kesal.
Ceklek!!
Mendengar suara pintu ruangan terbuka, Deril segera bangkit dari tempat duduknya,