Mentari pagi bersinar terang, Zahra sepesai mandi dan langsung menulis lagi.
***
"Aku ingin tidur dengan eyang," ucap Lea.
"Baiklah, eyang juga ingin melepas rindu denganmu."
Sang nenek menggandeng Lea memasuki kamarnya, Lea membantu membereskan tempat tidur.
"Mari tidur, eyang," ajak Lea.
Gadis berjilbab seperti Lea yang bisa menaklukan pria jahanam seperti Deril pun, juga manusia biasa bukan? Butuh tidur dan juga istirahat.
"Eyang."
"Hm?"
"Bagaimana keadaan ayah disana sekarang ya eyang? Apakah ayah bahagia disana? Aku rindu dengan ayah ku eyang, dengan cinta pertamaku," lirih Lea sembari menatap atap yang berwarna putih.
Tangan keriput nenek Lea, mengelus kepala cucunya dengan lembut dan juga penuh kasih sayang.
"Ayahmu pasti bahagia dan juga bangga memiliki putri yang sangat cantik dan sholehah sepertimu nak. Ayahmu bangga, yang melihatmu kini telah tumbuh besar menjadi seorang wanita yang tangguh.