'Akan ku buat tamat cerita ini, harus selesai hari ini,' batin Zahra lalu mengetik.
*****
Pagi itu langit sangat cerah setelah sarapan Laras memakai seragam lalu menjemput Hikam.
"Bang ...."
"Hajjcing, antarin Hikam ya, aku flu, buku dan pensil juga harus beli, haj ... hacing ... heh .... ambil uangnya di saku, heh ... dingin,"
"Iya Bang, Bang tadi malam ada orang datang ke rumah enaknya bagaimana ya, aduh ... sudah ah, males curhat sama Abang," ujar Laras lalu berjalan melihat Hikam.
"Turuti kata hati Ras, ha ... hac ... heh," jawab Zaki menggigil, Laras berjalan ke dapur membawa air hangat. Dia mengopres kakaknya.
"Emang aku anak kecil?"
"Tidak perlu gengsi deh, takutnya nanti nular ke Hikam kan, bahaya," tegur Laras, Hikam datang dengan seragamnya.
"Oh ... Alhamdulillah gantengnya ... siapa dulu tantenya," gumamnya memuji ponakan dengan sumringah.
"Ayo siap berangkat kan, cus," ajak Laras, Hikam mengecup pipi Zaki lalu mengecup punggung tangan Ayahnya.
