Sejenak Zahra memandang ke arah luar. Dia tersenyum memandang langit lalu kembali mebulis.
Mentari sangat terik pagi ini. Hikam duduk sambil menghentakkan kakinya tidak sabar menanti makanan yang dibuatkan Ayahnya. Tidak lama Zaki datang.
"Ayah kenapa diam?" tanya Hikam turun dari kursi mendekati Ayahnya yang tiba-tiba mematung. Hikam menurunkan tangan Ayahnya.
"Gosong, tidak papa, aku malah suka Ayah," ujar Anak ini merebut piring itu dari Ayahnya.
"Maafkan Ayah yang tidak becus," ucap Zaki, Hikam menarik sehelai baju dari Ayahnya. "Ikam mau apa?" Zaki duduk dengan lutut setengah tubuhnya berdiri.
"Ayah ... aku sayang Ayah," ucapan Hikam lalu mengecup Ayahnya dan segera ke meja makan untuk makan.