"Sekertaris Hana, sepertinya anda terlihat kurang senang, ya?"
Suara seorang karyawan yang mulai memasuki ruangan membuat wanita berpenampilan modis itu tersentak, ia menoleh sebentar, kemudian tatapan nya kembali ke arah ponsel yang di genggam nya. "Tadinya, sepulang kerja, aku ingin mengajak tuan muda Snapp makan bersama, namun sepertinya dia sudah ada janji dengan yang lain," Hana seolah sedang meluap kan rasa kecewanya, ia menghembuskan napas kasar dan lanjut bicara, "padahal di jadwal nya, dia tidak sedang ada janji dengan siapa-siapa."
Karyawan wanita berambut pendek di depan nya hanya terdiam,dia juga tidak tahu harus menanggapinya seperti apa. Kira-kira dengan siapa tuan muda Snapp pergi? Hanya itu yang terlintas di kepalanya.
***
"Rapat tahunan Snappay group akan di adakan di ruang rapat ketiga, nanti kau yang persentasi!" Titah Hana pada Silia di pagi berikut nya.
"Baik!" Sahut Silia sigap.
"Jangan gugup," sebuah suara terdengar memperingatkan, itu Jonathan, manager satu team Silia.
"Siapa yang gugup? Aku tidak gugup," mungkin penampilan nya terlihat cupu, tapi Silia bukan lah seorang pengecut, dan dia tidak suka di remeh kan.
Menyebalkan sekali!
"Tuan muda Snapp!"
Semua yang ada di ruangan rapat segera berdiri, menyambut kedatangan Snapp bersama rombongan, tampak Silia berdiri di sisi kanan Snapp, dan di sisi kirinya, Sekertaris Hana serta manager Jonathan.
"Mari kita mulai rapat nya!" Ruangan mendadak hening, aura Snapp terlihat berbeda jika ia sedang serius.
"Data yang kalian pegang, adalah data hasil penjualan, data kredit perorangan, juga data pinjaman pada kuartal sebelumnya," Silia sudah ada di depan audiens memulai persentasinya, "dari data tersebut, bisa di lihat sistem oprasional Snappy group pada kuartal sebelumnya berjalan dengan baik. Peluncuran platform sistem pembayaran baru telah meningkat kan saham perusahaan sebesar 5 persen, akan tetapi jika ingin meningkat kan sebanyak 5 persen secara stabil, maka harus meningkatkan di berbagai sisi..."
Mata Snapp tak hentinya mengawasi aksi Silia di depan sana, ia merasa begitu terkesan, dia tidak salah memilih asistent, dia pikir gadis itu pemalu, tapi ternyata dia begitu mengesankan.
"Globalisasi bisnis keuangan memperluas saluran distribusi pada saat bersamaan." Tanpa sengaja mata Silia menatap ke arah Snapp yang masih terus memperhatikannya. Membuat nya sedikit gugup, namun ia buru-buru menetralisir perasaanya sendiri, atau semua nya akan berantakan.
ini tidak boleh terjadi!
Dua jam pun berlalu, rapat usai, dan akhir nya Silia bisa menghela napas lega. Semua orang memberikan tepuk tangan pada nya, sungguh sebuah persentasi yang luar biasa, diam-diam Silia juga merasa terharu, tidak menyangka diri nya memiliki banyak keberanian di balik penampilan nya yang sederhana.
"Wah kerja bagus, penampilan mu tadi sangat memukau," puji manager Jo dengan tulus, mereka keluar dari ruang rapat secara beriringan. Silia hanya bisa tersipu malu, di saat seperti itu, dia terlihat menggemaskan. Dia terlihat menjadi gadis yang berbeda, saat melakukan presentasi tadi, dia begitu terlihat elegant dan sangat menonjol kecerdasannya dalam berbicara. Sekarang, ia seperti kembali terlihat seperti gadis polos, pemalu dan mengemaskan, kalau boleh jujur, Jonathan mulai sedikit tertarik pada nya.
Snapp yang berjalan di belakang mereka, masih diam-diam memperhatikan, dia masih tidak menyangka, dalam waktu satu minggu, gadis itu sudah banyak belajar, dan terbukti persentasi berjalan dengan sempurna, gadis itu benar-benar memiliki kemampuan.
Manager Jo menoleh ke belakang, ke arah Snapp atasan nya sekaligus sahabat nya, "bagaimana menurut mu Presdir Snapp?" Dia mengedip kan sebelah mata nya, meminta penilaian atas kerja Silia.
Silia tiba-tiba kembali merasa gugup, tidak menyangka pria di sebelah nya itu akan mengatakan hal demikian. Beberapa kali ia membenarkan kaca matanya, demi mengurangi rasa gugup nya. Snapp lagi-lagi menatap nya, mata mereka bertemu.
"Sebagai asisten pribadiku, itu adalah tuntutan paling dasar, jadi jangan terlalu senang dulu," Snapp mengatakan nya dengan suara datar, dia hanya ingin menutupi perasaan yang sebenar nya dengan keangkuhan.
"Haha... Presdir Snapp sedang memujimu, kau sudah mendapat pengakuan," manager Jo menepuk pundak Silia pelan, seolah sedang ingin membesarkan hati Silia.
Memberi pengakuan apa? Apa begitu cara nya memberi pengakuan?
Tapi bagus sekali, usaha ku selama berhari-hari ternyata tidak sia-sia, aku harus tetap semangat! Silia mencoba menyemangati diri nya sendiri.
"Tuan muda Snapp, perwakilan dari perusahaan Pipou dari Korea, Presdir Park menelpon pagi ini,.kata nya beliau tertarik bekerja sama dengan Snappay group, kemungkinan akhir bulan ini, akan di utus perwakilan dari Pipou akan di utus untuk penanda tanganan kontrak disini." Sekertaris Hana yang berjalan di sisi Snapp menjelaskan rentetan jadwal untuk satu bulan ke depan.
"Hm... segera telepon balik, kata kan pada pihak mereka, Snappay group menanti kedatangan mereka."
"Baik!"
"Silia!" Snapp beralih menatap Silia, gadis itu sedikit tersentak, tapi sebisa mungkin ia harus bisa mengendalikan diri nya.
"Ya...."
"Proyek kerja sama kali ini, kau yang tangani!"
Silia hampir tak bisa berkata-kata, tidak menyangka Snapp akan memberi kepercayaan sebesar itu padanya, "Ah... ba-ik!". Sahut Silia sedikit gugup.
"Wah, seperti nya, Presdir Snapp sangat mengakui kemampuan mu nona Silia," lagi-lagi Jonathan memberikan pujian pada Silia, entah Silia harus merasa senang atau sebalik nya, dia hanya merasa Snapp seolah benar-benar sedang ingin menguji kemapuan nya. Dan Silia tidak ingin mengecewakan diri nya sendiri, dia harus belajar lebih keras lagi kali ini.
Semua nya pun kembali berjalan melanjutkan langkah menuju ruangan kerja mereka, kecuali sekertaris Hana yang memilih berhenti dan memandangi punggung-punggung rekan-rekan nya dari belakang, aura kemarahan menyelimuti wajah nya, lebih tepat nya mungkin perasaan cemburu. Kenapa? Dan bagaimana bisa, gadis yang baru tiga bulan bekerja itu, begitu mendapat tempat di hati Snapp. Itu sungguh tidak seperti biasa nya, tidak ada yang istimewa, tapi kali ini, Hana seolah merasakan ada yang berbeda, bahkan tiap kali saat Snapp menatap gadis itu, sorot mata nya benar-benar berbeda, ada rasa tertarik yang terpancar dan besar, dan itu membuat nya tidak senang.
Apa yang haru ku lakukan pada gadis ini?
Hana sepertinya harus membuat rencana, ia kembali melangkah menyusul yang lain nya, dia harus berpikir dengan cepat, dan sepertinya dia telah menemukan ide yang bagus untuk menyingkir kan Silia.
Bersambung.