Muka Rama memerah antara menahan malu dan marah, harga dirinya seperti di injak injak karena selama ini tidak ada yang bisa menolak pesonanya, tapi gadis bermuka datar di depan nya berani menolaknya seperti itu. Dia jadi berpikir kalau gadis itu tidak normal, lesby?.
"Heh lo cewe bar-bar, harus nya lo itu beruntung di gombalin sama gue, sok jual mahal banget lo" Rama menunjuk Marsya dengan jari telunjuknya.
"Beruntung kata lo? Buntung yang ada! gue ga minta di gombalin sama lo, jadi suka suka gue dong! Mulut mulut gue juga" Bantah Marsya seraya menepis jari Rama kasar.
"Dasar cewe barbar, cewe itu lembut ga kek lo cewe jadi jadian cih" Jawab Rama sarkas.
"Terserah gue dong, this is my life!Mulut lo itu udah kek banci tau ga nyerocos mulu, sadar dong lo" Ujar Marsya marah sambil menggebrak meja membuat meja itu hampir patah, kalau tidak ditahan oleh Arya.
Kantin yang tadi ramai seketika hening dan memperhatikan Rama dan Marsya yang sedang adu mulut. Kania dan arya dkk segera menghentikan mereka sebelum terjadi yang tidak tidak.
"Dasar--"
"STOP WOI!!"
"Lo apa apaan sih Rama, lo itu cowo masa kelahi sama cewe sih" Lanjut Arya kesal melihat Rama yang berkelahi dengan perempuan, begitulah Rama kalau sudah jengkel tidak akan memandang bulu.
Bungkam! Rama terdiam menatap Arya, dia menutup matanya berusaha menetralkan emosi yang bergejolak. Menghela nafas panjang lalu pergi dari kantin tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"DASAR BANCI LO" Marsya memandang punggung Rama penuh benci, tangannya sudah gatal ingin membuat karya di muka lelaki itu. Lain kali dia akan melakukannya, kalau ingat!.
'Dasar cewe jadi jadian, tunggu pembalasan gue, gue akan buat lo bertekuk lutut sama gue' Batin Rama tersenyum miring. Rama tak menyadari bahwa gadis itu bukan gadis biasa, mungkin rencana yang dibuatnya akan berbalik kembali kepadanya. Ya mungkin!
Dikantin Kania berusaha menenangkan Marsya. Sedangkan Arya dkk pergi menyusul Rama.
"Udah dong Sya, nih lo minum dulu biar enakan tenggorokan lo, pasti sakit kan adu bacot sama si Rama! Gue juga ga nyangka si Rama bisa ngomong gitu sama lo, gue jadi ikutan kesel!" Gerutu Kania sembari menyodorkan teh es ke Marsya.
Marsya hanya diam sambil menyeruput teh es.
Sialan tu cowo, awas lo ya dasar banci! playboy kampung! gue benci sama lo sialaannn!!
***
LAPANGAN*
"YANG SUDAH BERADA DI LAPANGAN SILAHKAN BERKUMPUL SESUAI JURUSAN. HARI INI KALIAN AKAN SAYA BAGIKAN KELAS"
"BAIK, PERWAKILAN JURUSAN MASING MASING 5 SILAHKAN KE MADING DAN CATAT NAMA NAMA NYA" Lanjut Ketos.
Perwakilan jurusan segera berjalan ke mading, setelah setengah jam mereka kembali ke lapangan.
"PERWAKILAN YANG TADI SILAHKAN BENTUK ANGGOTA KELAS NYA,SETELAH ITU ANGGOTA OSIS LAINNYA AKAN MEMBAWA KALIAN KE KELAS KALIAN MASING MASING, SAMPAI DISINI PAHAM?"
"PAHAM KAK"
***
"Huwaa akhirnya gue sekelas sama lo Sya" Kania memeluk Marsya sambil melompat girang.
"Is apaansih lo pake acara meluk segala lagi" Jawab Marsya bergidik jijik. Kania melepas pelukannya.
"Ya maap abisnya gue kesenangan" Jawab Kania mengerucutkan bibirnya.
"Huh terserah lo, skuy lah ikutin mereka" Ajak Marsya menarik tangan Kania.
***
KELAS 10 IPS 1*
Di dalam kelas Kania dan Marsya duduk di bangku tengah, sambil bercerita, lebih tepatnya hanya Kania yang bercerita panjang lebar.
"Sya lo pernah pacaran ga, soalnya gue mau cerita ni sama lo tentang cowo gue" Tanya Kania penasaran.
"Ga pernah" Jawab Marsya singkat.
"APA?? SERIOUSLY??" Teriak Kania refleks. Dia tak menyangka gadis cantik blasteran di depannya tidak pernah pacaran, mustahil sekali di zaman sekarang ini.
Anak anak di kelas sontak melihat ke arah mereka dengan berbagai tatapan, ada yang marah, bingung, kesal dan penasaran.
"Ehh... lanjut aja hehe maaf" ucap Kania kepada mereka sambil menggaruk kepala. Dia kembali menoleh pada Marsya yang sedang membaca novel.
"Beneran lo belum pernah pacaran sya? kok bisa sih? lo itu cantik loh... kok ga ada pacar mana percaya gue!" Cerocos Kania pelan menatap Marsya heran.
"Muka gue yang pas pasan gini aja ada pacar loh sya" Lanjut Kania polos. Marsya mengangkat bahunya acuh.
"Ga niat gue nia"
"Hmm kalo gitu pasti ada yang lo suka kan sya? ga mungkin gak ada!" Tanya Kania beruntun.
Lama Marsya menatap Kania, apa dia harus mengatakannya? Setelah mempertimbangkan akhirnya dia memilih membuka suara.
"Iya ada sih, tapi... hmm ga mungkin gue pacaran sama dia" Marsya merenung memikirkannya.
"Kenapa sya" Kepo Kania sambil mendekatkan kursinya pada Marsya, takut tidak mendengar dengan jelas.
"Dia cuma nganggap gue adek nya, suadara nya dan sahabat nya Nia, ga mungkin gue bilang kalo gue suka sama dia! haha yang ada ntar dia menjauh dari gue Nia.. ya mending gini ajaa" Jelas Marsya tersenyum getir.
Kania yang mendengar curhatan Marsya kebawa perasaan dan meneteskan air mata, Marsya bingung melihat Kania menangis.
"Eh eh kenapa lo, gue salah ngomong ya Nia?" Tanya Marsya memiringkan kepala, Kania memeluk Marsya dan bergumam
"Lo yang kuat ya Sya, gue doain supaya lo nemu jodoh lo"
Lah lah! kok malah dia yang nangis ya, heran gue dapat temen begini amat!
Marsya menghela nafas dan melepas pelukan Kania.
"Udah deh lo ga usah nangis! ga usah lebay gitu oke! ntar orang ngira gue ngapain ngapain lo lagi, gue kan berpriketemanan"
"Hahaha ada ada aja lo Sya" Kania tertawa mendengar celetukan Marsya.
***
Sedangkan di tempat yang sama Rama di kerumunin oleh siswi dikelas, berfoto dan berbicara santai, Arya, Bima dan Gilang menatap mereka jengah.
"Ram udah deh lo sama kita kita aja disini, ga gerah apa lo ha" Kata Arya jengah.
"Sebentar ya girl gue ketempat Arya dulu, ntar kita lanjut lagi" Pamit Rama seraya mengedipkan mata. Siswi siswi itu mengangguk dan menatap Arya sinis. Arya menatap mereka datar.
"Kenapa bro, ganggu gue aja lo" Tanya Rama ketus sambil duduk diatas meja.
"Udah lo duduk aja disini ga usah protes ram! gerah gue liat lo duduk disana, mending sama kita kita" Jawab Gilang sinis.
"Iri bilang bos" Sahut Rama tak kalah sinis.
"Kita ga iri kali ram" Bantah Arya memutar bola mata malas.
"Oiya ram gue mau nanya dong" Seru Bima antusias menatap Rama.
"Mau nanya apa lo Bim, seneng banget kek bocil dikasih permen" Tanya Rama heran, yang lain mengangguk membenarkan.
"Hemm itu cewe manis yang lo bilang jadi jadian it-"
"Dih ngapain sih lo bahas tu cewe! hilang mood gue gara lo" Potong Rama sewot.
"Ck gue belum siap ngomong bangke! gue mau nanya nama nya doang elah!"
Rama hanya menggidik bahu acuh. Memikirkan gadis itu membuat dia emosi seketika.
"Namanya Marsya Rebecca Bim" Sahut Arya santai.
"Lo tau tapi kagak ngemeng dari tadi setan" Jawab Bima menggeplak kepala Arya pelan.
"Lo kan ga nanya sama gue"
"Jadi namanya Marsya" kata Bima senyum senyum sendiri.
"Bim! Bim! kesambet lo ya" Gilang mengguncang bahu bima kasar.
"Apa sih lo lang?! gue lagi bayangin muka nya bebeb Marsya oon! ganggu aja sih lo" Bima mengerucutkan bibirnya dan menghempaskan tangan Gilang dari pundaknya.
"Dih geli gue liat muka lo" Sahut Rama, Arya, Gilang serempak.
"Bodo amat"
"Eh mereka kelas berapa ya" Lanjut Bima penasaran.
Mereka semua belum menyadari bahwa orang yang mereka bicarakan adalah teman sekelas mereka, begitupun Marsya dan Kania.
"Peduli apa gue" Jawab Rama sinis. Ketiga sahabatnya memandangnya geli. Ga peduli? tapi dari tadi nyahut, pikir mereka.
"Jangan gitu lo, benci benci ntar jadi cinta lo ehem" Goda Gilang menurun naikkan alisnya.
***