-JESICA-
Mhal mengeluarkan suara protes saat tangannya keluar dari vaginaku dengan suara basah yang memalukan—Tuhan, seberapa basahkah aku? Dia duduk, kulitnya memerah dan lembap saat dia menatapku, matanya murni, kaya emas.
Dan tatapan yang dia berikan padaku membuatku merona.
Dia tidak datang. Itu terlihat jelas saat dia berjalan ke arahku lagi, lalu mencium leherku. Penisnya berdiri dengan perhatian, dan ketika dia mendorongku ke punggungku lagi, aku bisa melihatnya dari dekat, dan butiran-butiran basah yang menutupi panjangnya. Penasaran, Aku mengulurkan tangan dan menyentuh satu—dan itu seperti menyentuh minyak panas. Itu membakar jari-jariku dan aku mendesis, segera menyekanya di atas selimut.
Mhal menggeram rendah di tenggorokannya, meletakkan berat badannya di atasku.
