-OLIVIA-
Berdiri disana. Hanya berdiri di sana. Satu tangan dibalut dan tangan lainnya ditutup di sekitar pisau daging besar yang mengilap.
"Opo opo…?" Hanya satu kata yang keluar dari mulutku. Aku terlalu terganggu untuk menyusun sisa pertanyaan, terlalu takut Aku sudah tahu jawabannya.
Kirk melambai padaku dengan tangannya yang diperban, seringai konyol di wajahnya.
Dia sangat marah dan kesal pada penobatan Aku. Aku tidak akan pernah menduga dia akan memiliki senyum seperti itu tersembunyi di bawahnya. Tapi senyumnya yang cerah membuat apa yang terjadi selanjutnya jauh lebih mengerikan.
Setelah melambai, dia mengangkat pisau di lengannya sejajar dengan tanah.
"Tidak, jangan!" Aku berteriak. Di Kirk. Di Daregil.
Tapi tak satu pun dari mereka mendengarkan, dan pada saat berikutnya, sudah terlambat untuk memohon. Kirk menebaskan pisau di lehernya, masih tersenyum.
Tidak tidak….