Setelah merasa butuh asupan nafas, Rahmat melepaskan kecupan itu, dan menyandarkan kepalanya ke pundak Lila. Dengan pelan Rahmat menurunkan lengan baju Lila, sampai benar-benar tiada yang menutupi. Rahmat meremas, peperangan akan di mulai. Lila semakin mempererat pejaman matanya, semua terlihat jelas di depan matanya.
Rahmat terus membuncahkan gairah hasratnya. Mengecup, hembusan nafas keduanya bersatu.
"Yakinlah, aku melakukan hubungan ini, berarti kau sudah menjadi segala-galanya untukku." ucapan Rahmat sambil membelai rambut Lila, dan memandangi wajah ayu Lila, Lila menutup rapat kedua matanya.
Lila pun terlepas dari semua helai kain, rasa Aida tak bisa di ungkapkan, campur aduk tak karuan.
Rahmat menarik seprei, sampai atas hingga tak terlihat keduanya.
Mereka bersatu dalam seprei tipis bergambar harimau, Rahmat menikmati semuanya, Lila melepaskan kesuciannya, Lila masih merasa ragu, karna Rahmat tak berkata-kata, seperti menggombal, atau pun merayu.