Wiranata melihat Ratih Ayu selesai meditasi, keduanya pun makan bersama.
"Kakang mengetahui pangeran Dharma?"
"Setahuku dia adalah pangeran dari Putra Prabu Silowangi. Kenapa tiba-tiba Dinda membicarakan Pangeran Darma?"
"Entahlah kakang, meditasi tadi ini mengisyaratkan pertemuan kami dan akan terjadi musibah. Jujur aku sedikit takut kalau nyawa kakang akan menjadi taruhan setelah mustika itu jatuh ke tangan orang lain."
"Dinda, aku menerima takdirku, nanti."
"Hanya saja aku takut menjadi orang pengkhianat kakang. Karena silau dan rasa ketidakterimaan atas takdir aku akan menjadi orang jahat."
"Apa maksud dinda?"
"Aku melihat kakang bersanding dengan wanita yang sangat cantik, baik, berbudi. Dan ketidak terimaan itu membuat aku buta akan kebaikan. Jika aku akan melakukan kejahatan semoga yang ESA mengambil nyawaku sebelum aku khilaf."