Saung Rumbaka diam terpaku, dia hanya termangu memandang sesuatu tetapi pandangannya tertutup selapis kabut, kabut duka yang tak tampak, pandangannya semakin kabur dan tak jelas karena basah dan menebal di kelopak matanya, Saung Rumbaka seperti kehilangan kekuatannya untuk berdiri, lelaki itu jatuh berlutut, samar-samar terbayang seorang perempuan yang selama ini dia anggap sebagai ibunya, yang melimpahinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, kemudian juga terbayang di kelopak matanya seorang lelaki tua yang tidak kalah melimpahnya kasih sayang, lelaki yang dianggap Ayahnya yang sekaligus juga gurunya.
"Hehehe ... sudahlah Lintang, yang memang harus terjadi ya terjadilah,"
"Kakang .." Lintang Sembuyu memanggil.
"Hem .."
"Kalau memang Kakang Kundalini mengetahui sesuatu, katakanlah kepadaku, ada apa sebenarnya?" lanjut tanya Lintang Sembuyu.
"Heh ... aku tidak tahu apa-apa Lintang," jawab Saung Kundalini.