Pemuda itu mencuci benda tak bermatabat warna ungu di wastafel, sebelum mencuci miliknya yang kotor.
Air yang mengucur dari kran membuat sesuatu yang melekat seperti cairan kental yang mengering, di sekitar benda itu larut oleh air.
Pemuda itu tersenyum kembali, dalam hati kecilnya berkata.
"Terima kasih Tuan Zhan, kau benar-benar tahu apa yang aku dan kekasihku butuhkan. Lain kali aku
akan mengundangmu ke pesta yang lebih liar."
.
.
Wang Yibo tidak mengenal apa itu hari minggu. Di saat setiap orang memiliki jadwal liburan, Yibo memiliki jadwal liputan.
Berita besar menunggunya, itu yang ia cari setiap hari. Atau mungkin Yibo sendiri yang menciptakannya hari ini.
Yibo beberapa kali mengumpat sambil mondar- mandir di dalam ruangannya. Puntung rokok berserakan di lantai, terinjak-injak oleh sepatu kets tebal dan pecah isinya. Membuat lantai keramik itu penuh dengan ampas rokok yang sudah terbakar.