Chapter 28 - Bab 28

Dosen Annisa pun dia menuju ke kamar dan dia pun tampak menangis melihat omongan dari bapaknya tadi karena bapaknya masih berharap agar dosen Annisa bisa bersatu lagi dengan Ragil.

Akan tetapi dosen Annisa sudah menutup pintu hatinya untuk Ragil karena dia sudah memutuskan dia dan sudah selingkuh di belakangnya.

Lalu bapak dosen Annisa mengintip kamar

dosen Annisa untuk memastikan apakah dia kepikiran tentang omongan dari bapaknya atau tidak.

Dan bapaknya pun sedih karena gara-gara omongannya tadi barusan dosen Annisa jadi sedih dan menangis.

Lalu bapaknya menghampiri dosen Annisa

dan meminta maaf kepada anaknya itu dosen Annisa karena ucapannya tadi barusan.

"nak kamu nangis ya gara-gara omongan bapak tadi maafin bapak ya." ucap bapak dosen Annisa.

"gak apa-apa kok pak, lagian Annisa bukan nangis gara-gara omongan bapak tadi." jawab dosen Annisa.

"ahh gak percaya bapak, yauda lain kali bapak gak akan mengungkit itu lagi sekali lagi bapak minta maaf nak." ucap bapak.

"iya pak gak apa-apa santai aja." jawab dosen Annisa.

Tidak kelang lama Monika pun datang ke rumah dosen Annisa untuk membicarakan hubungan dosen Annisa dengan Ragil.

Setelah di buka kan pintu oleh mama Annisa, Monika pun masuk ke dalam dan mengobrol dengan dosen Annisa.

"nis aku di sini gak lama-lama, cuman mau tanya kira-kira kamu tau gak Ragil lagi di mana." ucap Monika.

"gak tau, soalnya aku Uda lama gak ada kontekan lagi sama dia." jawab dosen Annisa.

"yakin kamu gak tau." ucap Monika.

"iya yakin, kalau gak percaya telpon aja dia ngapain mesti ke sini." jawab dosen Annisa.

"sudah aku telpon tapi HP nya gak aktif makannya aku ke sini mana tau kamu tau." ucap Monika.

"gak tau aku dan aku uda gak mau tau urusan dia lagi." jawab dosen Annisa.

"yauda aku pulang ya sekali lagi maaf uda menggangu waktunya." ucap Monika.

"iya gak apa-apa." jawab dosen Annisa.

Monika pun bingung mau mencari Ragil ke mana lagi karena tempat-tempat di mana Ragil sering nongkrong tidak satupun Ragil berada di situ.

Monika pun akhirnya menelpon temannya dan meminta bantuan kepada temannya itu untuk mencari keberadaan Ragil, karena dia ingin mengomong hal penting kepada Ragil.

Teman Monika ikut mencari keberadaan Ragil dan mereka pun berpencar untuk mencari keberadaan Ragil.

Tiba-tiba handphone Ragil berbunyi dan ternyata meta menelepon Ragil dan Refan mengangkat telpon Ragil yang berbunyi itu.

Refan pun sangat senang karena bisa mengangkat telepon dari meta walaupun di handphone Ragil.

"iya ada apa meta." ucap Refan.

"mas nih lagi di mana kira-kira kita bisa ketemu apa gak ya hari ini penting." jawab meta.

"bisa dong mau ketemu di mana dan kamu mau aku yang jemput apa pergi sendiri." ucap Refan.

"kayak kenal suara ini lah, kamu adiknya Ragil ya." jawab meta.

"iya benar sekali, Uda tanda sekarang ya sama suara mas hahaha." ucap Refan.

"amit-amit is, mana mas Ragil bisa tolong kasih nih HP nya ke Ragil." jawab meta.

"gak bisa dia lagi sibuk kalau mau ngomong aja sama aku hahaha." ucap Refan.

"amit-amit lah." jawab meta.

Meta pun langsung mematikan telpon nya itu dan geli melihat Refan mengomong kayak gitu Kepadanya dan meta heran kenapa bisa dia yang mengangkat telpon HP Ragil.

Tetapi meta pun senyum karena Refan bisa membuat ataupun bisa bercanda saat mengangkat telepon tadi dan meta pun sempat kagum akan tetapi iya masih ogah untuk punya pacar yang kecentilan seperti Refan.

Disaat mamah dan papah Ragil mau pergi mereka melihat ada 2 orang pria dan wanita sedang berada di dekat rumahnya dengan gerak gerik yang mencurigakan.

Kedua orang tua Ragil menelpon petugas keamanan kompleks rumahnya untuk selalu mengawasi keduanya, karena orang tua Ragil mau pergi jadi tidak bisa mengawasi mereka.

"pak saya titip rumah saya, soalnya kami mau pergi sebentar dan kami punya pirasat yang tidak enak dengan mereka." ucap mamah Ragil.

"iya pak bu nanti saya awasi mereka." jawab petugas keamanan.

Tidak terasa sore telah tiba Ragil dan Refan pun bergegas untuk kembali pulang ke rumah sekaligus mengantarkan anak-anak kecil itu ke panti asuhan.

Sampai di panti asuhan Ragil dan Refan pun sangat berterimakasih kepada ibu dan bapak panti karena sudah di perbolehkan izin membawa anak-anak ini pergi.

Pada saat Ragil mau pulang dia mereka berdua menyumbangkan sedikit uang untuk panti asuhan dan ibu panti Sangat berterima kasih kepada mereka karena sudah mau menyumbangkan sedikit Rezki untuk panti ini.

"yauda pak bu kami izin pulang dulu ya sekali lagi makasih sudah di perbolehkan bermain dengan anak-anak assalamualaikum." ucap Ragil dan Refan.

"iya wa'alaikumsallam." jawab ibu panti.

Sampai di rumah Ragil langsung masuk ke dalam sedangkan Refan pada saat mau mengambil barang di mobil iya melihat ada seseorang mencurigakan yang berada di jalan dekat rumah mereka.

Sontak saja Refan langsung buru-buru dan cepat-cepat mengambil barang itu dan langsung masuk kedalam agar orang itu tidak melihat dia dan Ragil.

Refan pun sangat khawatir karena mereka sedang di awasi oleh orang tidak dikenal dan iya pun menyimpan rahasia ini untuk Ragil agar Ragil tidak kepikiran tentang orang tidak dikenal itu.

Lalu meta pun menelepon kembali Ragil untuk mengajak Ragil bertemu dengan dirinya untuk membahas masalah pekerjaan akan tetapi Ragil menolak pertemuan itu di karena kan dia tidak mau membahas pekerjaan di hari libur kerja.

Ragil hanya mau membahas pekerjaan di hari kerja itu juga, dan meta bisa memahami hal itu dan dia tidak bisa berbuat banyak dan memaksa Ragil.

"iya sekali lagi maaf ya mas Ragil sudah mengganggu hari liburnya." ucap meta.

"iya gak apa-apa kok." jawab Ragil.

Lalu Refan bertanya kepada abangnya itu

"mas meta ngomong apa aja tadi telpon." ucap Refan.

"gak ada cuman ngajak jumpa mau bahas tentang pekerjaan, ya mas tolak lah mas gak mau di hari libur mas masih aja di ganggu untuk bekerja." jawab Ragil.

"oh bagus itu mas, tapi kalau menurut aku dia itu sebenarnya kepingin ngajak mas jumpa bukan membahas pekerjaan." ucap Refan.

"ahh gak mungkin lah, mas Uda tau kok meta gimana orangnya." jawab Ragil.

"ya mas taunya cuman itu, tapi hatinya kan gak tau, kalau aku tau mas gimana orang itu suka sama kita." ucap Refan.

"ya ya terserah kamu ajalah." jawab Ragil.

Refan sangat senang mendengar kabar gembira itu karena Ragil sudah menolak ajakan dari meta untuk bertemu .