Chereads / Demon Emperor Reincarnated / Chapter 1 - Prolog

Demon Emperor Reincarnated

🇮🇩Hanzzy
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Demon Emperor terbangun dengan tubuh gemetar. Napasnya sedikit terengah seperti orang yang bangun dari mimpi buruk. Setelah pikirannya mulai tenang, dia mencoba menerka dimana dia berada.

Namun hasilnya nihil. Semua inderanya tak dapat mendeteksi apapun kecuali kegelapan total. Saat ini dia tengah berada di suatu dimensi kosong tanpa udara, tanpa cahaya, tanpa suara, dan tanpa rasa.

Tak berselang lama kemerlip sebuah titik cahaya menarik perhatiannya. Perlahan kian pasti cahaya itu semakin terang dan menyilaukan, bahkan bagi seorang Demon Emperor yang hampir menguasai dunia—Arkamis.

"Selamat datang di limbo Zepiroth Krauss, oh, atau aku harus memanggilmu Kujou?"

Sebuah suara terdengar keluar dari bola cahaya tersebut, dan membuat Demon Emperor tercengang bukan main. Bukan karena bola itu mampu berbicara melainkan fakta bahwa siapapun yang mewujud cahaya itu mengetahui nama aslinya yang bahkan tangan kanannya pun tidak tahu.

Mengetahui bahwa Kujou terhenyak, bola cahaya tersebut kembali bersuara, "mengapa? Kau terkejut aku mengetahui nama pemberian ibumu?"

"Itu benar. Jika aku boleh tahu siapa anda?"

Kujou bersujud dengan gestur kaki kanan seperti menapak pada lantai meski tubuhnya tengah melayang. Kepalanya menunduk tak menatap langsung bola cahaya itu.

Dia benar-benar menganggap sosok bola cahaya itu merupakan eksistensi satu tingkat diatasnya, sosok yang tidak dapat disentuhnya hanya dari fakta bahwa ibunya yang memberi nama Kujou.

"Namaku Omen, aku yang menciptakan Arkamis beserta isinya, termasuk ketujuh god seed yang salah satunya menyatu dengan tubuhmu."

Kedua bola mata Kujou membulat namun dia tetap mencoba tenang dan berpikir realistis. Tidak ada yang perlu dikejutkan, satu-satunya kemungkinan sosok yang sangat menyilaukan itu mengetahui fakta tesembunyi darinya sudah pasti hanyalah Dewa Pencipta Arkamis.

"Apa kau tahu ada perihal apa aku memanggilmu?"

"Tidak, Yang Agung."

"Aku ingin memberimu satu kesempatan untuk menebus dosamu."

"Menebus dosaku?"

"Benar. Jangan berpura-pura tidak ingat, ratusan ribu nyawa manusia mati di tanganmu. Meskipun niat keturunan terakhir—Kujou hanya untuk menuntut balas tapi itu tetap menjadi dosamu. Tentu kau boleh menolak, namun sebagai penebusan dosa untuk selamanya kesadaranmu akan tetap di sini. Itu artinya kesempatan reinkarnasi takkan datang untukmu."

Kujou kembali menampilkan mimik terkejut. Setelah kematian, jiwa Kujou memang menjalani hukuman untuk menebus perbuatan buruknya. Meski begitu setelah penebusan dosa selesai maka ia akan direinkarnasi. Itulah sebabnya ucapan Omen membuatnya tak berdaya.

"

"Bukan," sahut Omen yang jelas mampu membaca isi pikiran Kuro.

"Aku tahu kau sedikit bingung. Biar kujelaskan ...."

Omen menjelaskan apa yang terjadi di dunia setelah kematian Kuro puluhan ribu tahun silam.

Suatu ketika, seorang manusia menemukan reruntuhan kuno bekas medan pertempuran yang membinasakannya.

Di sana, pria bernama Zugo tersebut bertemu dengan sisa kesadaran yang ditinggalkan Kuro dan terpilih sebagai penerusnya.

Pria yang bermimpi menjadi kesatria terkuat itu berubah sepenuhnya setelah mewarisi kekuatan dan ambisi Kuro.

Dia menjelma menjadi pria berhati iblis yang bengis, kejam, dan tak segan-segan mengambil nyawa siapapun. Tak ada beda dengan iblis sungguhan. Ia pun dijuluki Demon Lord.

Meskipun kini Zugo telah mati beberapa ratus tahun silam, dia meninggalkan ratusan anak yang berpotensi menciptakan garis keturunan iblis sama seperti dirinya.

Benar saja, di beberapa wilayah di dunia Arkamis muncul sosok-sosok Tyrant yang merupakan keturunan Darkan. Mereka semua membuat rakyat sengsara dan hidup dalam penderitaan.

"Sepertinya kau sudah bisa menebak. Aku ingin kau membunuh mereka semua dan memutus garis keturunan Zugo," pungkas Dewa mengakhiri cerita.

Kuro menyeringai getir. Membunuh manusia yang lambat laun akan menghancurkan dunia itu sama saja mengubur impian dengan tangannya sendiri.

Meski sudah puluhan ribu tahun berlalu, dia masih menyimpan dendam pada mereka yang membunuhnya.

"Apa Anda tidak takut aku akan menyeleweng dan justru menjadikan mereka pengikutku?"

"Tak perlu mencemaskanku, semua rencanamu hanyalah trik murahan bagiku. Aku akan menghadiahimu Blood Eye untuk menemukan garis keturunan Kruss."

"

"Sebuah anugrah yang me