Chereads / HOW TO BE YOUR MINE / Chapter 2 - Part 1

Chapter 2 - Part 1

The Beginning

Seattle - Washington Dc | 2018

"kau tahu kan hari ini ada pertemuan keluarga?" aku mencoba menarik perhatiannya dari buku yang sedang dipegangnya.

"... sampai kapan kau akan mendiami ku?" apa sih yang menarik dari buku itu, sampai-sampai dia mengacuhkan ku lagi.

"ish.. kau benar-benar akan begini terus!?" aku mencoba berteriak agar dia mengalihkan pandangannya dari buku itu. Tetapi tetap saja dia tetap asyik dengan dunia nya.

Dengan kesal aku menarik buku itu dan menghempaskannya ke lantai. Dia terlihat sedikit terkejut dan marah. Aku tahu pasti akan selalu begini, aku yang mencoba menarik perhatiannya dan berakhir dengan kemarahannya. "maaf, aku hanya ingin kau pergi bersama ku Zac" ucapku dengan kepala menunduk. Sebenarnya aku sungguh takut dengan ekspresi nya saat ini, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"kau tidak mempunyai kerjaan ya?" Zac berjalan mendekat kearah ku, dengan spontan aku kaki ku melangkah mundur.

"kenapa diam? Padahal tadi kau mengoceh terus. Apa sekarang kau tiba-tiba bisu ?" tanya nya lagi, karena terlalu gugup aku tidak menyadari bahwa punggung ku telah menyentuh tembok.

Zac makin mendekat dan sekarang aku semakin takut, apa dia akan semakin menbenci ku ? padahal aku sangat menyukainya, hanya Zac satu –satunya teman yang dekat dengan ku. "kau ingin pergi ke acara terkutuk itu ?" tangan Zac mulai naik dan memegang dagu ku dan menariknya ke atas sehingga aku bisa melihat matanya yang segelap malam. "jika kau ingin pergi, pergi saja sendiri. tidak usah mengajak ku, lagi pula untuk apa aku datang ? sesering apapun mereka mengadakan acara itu aku tidak akan ingin menikah dengan mu!"

"kenapa ?" tanya ku penasaran, selama ini aku yakin Zac hanya tidak ingin aku mengganggu nya tetapi mendengarnya tidak ingin menikah dengan ku membuatku ingin menangis saat ini juga.

"kenapa kau bertanya? Apa kau tidak sadar diri, kau ini tidak cukup pantas untuk menjadi istriku. Kau terlalu lemah dan manja!" matanya menatap ku dengan tajam.

"sekarang apa kau sudah sadar diri?" ucapnya lagi dengan alis terangkat.

" aku akan berusaha untuk pantas menjadi istri mu Zac" balasku dengan percaya diri. Zac menunduk dan mendakatkan kepalanya ke telingaku " sayangnya aku sudah memiliki calon istri yang pantas, maka dari itu tidak usah berusaha lagi" setelah mengatakan itu Zac pergi meninggalkan ku yang tercengang dengan ucapannya.

Jadi selama ini benar bahwa Zac memiliki wanita yang dia sukai, kenapa aku tidak bisa seperti dia menyukai orang lain yang pantas untuk ku cintai? Apa karena mata ku sudah tertutup oleh Zac? Dan apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku harus merelakannya?

Zea Steele POV

" Apa kau sudah selesai ?" terdengar sebuah suara dari arah belakang ku. " Ya ibu, hanya tinggal menyusun makannya kedalam kotak ini dan aku akan bersiap-siap." Aku menoleh kebelakang dan melihat ibu ku tengah berdiri di tengah dapur dengan berkacak pinggang dan kening mengerut.

" kenapa ibu disini?" tanya ku balik pada ibu. " Heh memangnya kenapa kalau aku berada disni, ini kan dapur ku juga" jawab ibu dengan muka yang masih mengkerut. " Sudah berapa kali ibu katakan Zea, tidak perlu melakukan hal yang sia-sisa. Zac tidak terlihat seperti akan tertarik dengan mu, lebih baik kau mencari pria yang lain yang lebih bisa menghargai semua usahamu" ibu mulai mendekat kearahku dan memegang kedua bahuku.

" kau tau bagaimana perasaan ibu melihat kau diacuhkan dan memohon-mohon seperti orang tidak berdaya hanya untuk bersama dengan Zac? Ibu sangat sakit melihatmu seperti ini. Bagaimana jika ibu mencarikamu pria yang lain, seperti Troy misalnya. Dia pria yang tampan dan juga terpandang seperti Zac dan yang pasti dia tidak semena-mena seperti Zac" ucap ibu lagi dengan mengelus rambutku dengan lembut.

" tapi ibu, aku yakin suatu saat nanti Zac akan berubah. Hanya membutuhkan sedikit usaha dan kesabaran yang lebih" balasku berusaha meyakinkan ibu.

" Ahhh.. ibu sudah tidak tau lagi harus berbuat apa padamu nak, ibu hanya bisa berharap kau bahagia dengan pilihanmu" perkataan ibu membuatku jadi sangat terharu sehingga aku langsung memeluk ibu dan berkata " Ibu tenang saja, aku pasti akan bahagia. Sekarang aku akan bersiap-siap dulu agar Zac tidak terlambat untuk mendapatkan makan siangnya" setelah itu aku langsung melepaskan pelukan ibu dan berlari kearah kamar ku untuk bersiap-siap. Hari ini aku ingin terlihat cantik dihadapan Zac, dan mendapatkan pujian dari mulutnya yang pedas itu. Memikirkan itu saja sudah membuat wajahku memanas.

G.E Building | Seattle - Washington Dc

G.E Building salah satu bangunan tertinggi yang ada di Seatle dan merupakan komplek perkantoran yang ada di sini, entah mengapa Zac akan lebih sering berada di kantornya dari pada bersama ku. Sudah sering sekali aku mengajaknya untuk makan siang bersama tetapi dia selalu menolaknya dengan alasan pekerjaannya dikantor, bukannya aku tidak mengerti dengan tugas nya sebagai CEO disana tetapi aku hanya ingin dia meluangkan waktunya untuk ku. Maka dari itu beberapa minggu terakhir ini aku akan mengantarkan makan siang untukny.

" Nona Zea, ingin bertemu dengan Tuan Zac?" tanya pria yang berjaga didepan pintu masuk bangunan ini.

" Oh, Hallo Tomy. Senang melihatmu masih bekerja disini, Ya. Aku ingin mengartarkan makan siang untuk Zac" balasku dengan nada bercanda pada pria penjaga pintu ini. " senang juga melihat nona di kantor ini, mari saya antarkan anda sampai ke lift " pria ini langsung berjalan ke arah lift dan aku pun mengikutinya.

Ting..

Lantai 27, merupakan tempat pribadi yang dimiliki Zac didalam gedung ini dan di lantai ini hanya terdapat beberapa pegawai saja. Tidak sembarangan orang yang dapat masuk atau menapakan kaki nya dilantai ini kecuali dapat persetujuan langsung dari pemilik gedung ini yaitu Zac.

Aku melangkah dengan langkah yang cepat agar dapat membuka salah satu ruangan di lantai ini yaitu Ruangan kerja Zac, sebelum masuk kedalam ruangan itu aku mengeluarkan kaca kecil yang berada didalam tas ku dan memeriksa riasan yang menempel di wajahku, semuanya tampak sempurna dimataku dan sekarang aku tidak sabar untuk membuka pintu ini agar dapat bertemu dengan Zac.

" Zac, aku datang membawakan maaakan..," ucapan ku langsung terhenti ketika melihat ada orang lain yang berada didalam ruangan ini.

" sudah berapa kali aku katakan, kau tidak bisa sembarangan masuk kesini Zea." Ucap Zac dengan nada yang dingin. " Memangnya kenapa ? aku ini calon Istrimu, jadi aku dapat datang ketempat ini kapan saja." Balasku dengan nada tajam dan menatap kearah Zac.

" sudah berapa kali aku katakan, kau bukanlah calon istriku Zea. Aku sudah memiliki calon istri pilihanku sendiri dan itu adalah Ana Gerald wanita yang ada disampingku ini. "

memang Zac sering mengatakan jika dia memiliki wanita lain di hatinya dan aku tidak akan terpengaruh jika dia mengatakan itu dahulu, tetapi sekarang setelah melihat wanita yang menjadi pilihan Zac membuatku kehilangan kepercayaan diri yang sejak dulu ku bangun bahwa suatu saat Zac akan jatuh cinta kepadaku dan wanita yang sering disebutnya sebagai calon istrinya hanyalah bualan semata agar aku menyerah.

Aku sempat terdiam beberapa saat dan berusaha menarik kembali perhatianku kepada kedua orang yang duduk saling berdekatan di sofa itu, bahkan aku tidak pernah duduk di satu tempat yang sama dengan Zac dan itu membuatku kembali merasa sedih dan terluka. Apa aku harus merelakan Zac? Tidak.. tidak aku tidak akan menyerah. Zac aku akan menjadi satu-satunya wanita yang akan menjadi milikimu.

" kau pasti tidak bersungguh-sungguh untuk menikah dengan wanita ini kan Zac ?" suaraku terdengar bergetar ketika menanyakan hal ini.

" tentu saja aku bersungguh-sungguh!" Balasnya dengan wajah menahan marah. " Zaccc! Sebentar lagi kita akan mengadakan pesta pertunangan, bagaimana bisa kau seperti ini?"

Zac mulai berdiri dan berjalan kearah ku dengan sangat cepat dia menarik wajahku keatas dan memaksanya untuk melihat kedua matanya yang hitam menahan marah. " Kau tidak bisa memaksaku untuk menikah dengan mu Zea, Kau hanya bisa mengandalkan kedua orangtua mu untuk mendapatkan apa yang kau inginkan dan jika kau tidak bisa mendapatkannya kau hanya bisa merengek dan memaksa agar semua keinginanmu terpenuhi itu sangat membuatku jijik kepadamu. Kau tidak pantas untuk ku!"

" jadi apa wanita itu pantas untuk mu? Dia hanya wanita biasa yang hanya menginginkan harta mu Zac!" aku tau ucapan ku sudah sangat keterlaluan dan itu pasti melukai hati wanita itu, ketika aku melihat wanita itu dia terlihat tidak terima dengan ucapan ku yang menghinanya.

" KAUU! Berani kau menghina Ana ? apa kau merasa lebih baik darinya? Yang ku tahu Ana adalah wanita mandiri yang pekerja keras berbeda denganmu yang hanya bisa mengandalkan kedua orangtua mu!" Balas Zac dengan penuh amarah dan mencengkram wajahku lebih kuat dari yang sebelumnya.

" Z..Zaac sakitt, aku mohon lepaskan tanganmu" sungguh Zac memang sering menyakitiku tapi dia tidak pernah berbuat kasar dan menyakiti fisik ku seperti ini.

"sudah Zac lepaskan saja dia, bisa-bisa dia mengadu kepada kedua orangtuanya" terdengar suara wanita itu yang sedang mengejek ku. Tidak lama setelah itu Zac melepaskan cengkramannya dan berkata " Sekarang pergilah! Jangan pernah kembali lagi kesini karena aku tidak ingin melihatmu lagi Zea, Keluar dari sini sekarang juga!"

Sebelum meninggalkan ruangan ini aku melihat Zac tatapan tidak percaya dan dia hanya memalingkan wajahnya dari ku, ku lihat wanita yang bernama Ana itu melihatku dengan tatapan mengejek dan penuh kemenangan.

" Baik Zac, aku akan pergi. Tetapi aku pastikan aku akan kembali lagi padamu, dan kau akan bertekuk lutut pada kuu!" setelah mengatakan itu aku meninggalkan rungan Zac dengan berlari dengan cepat keluar dari gedung ini. Kau lihat saja Zac aku akan berubah dan akan membuatmu menjadikan ku milikmu.