"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
Duk!
"Akh!" Tepat saat itu juga, kening Keana langsung berhenti pintu kelasnya. Pertanyaan yang akan mengantarkan sungguh membuatnya amat terkejut.
Gerakannya seketika kaku. Dengan terus mengusap kening yang sangat kesakitan, Keana merasa sangat gugup. Itu punya tak berani berbalik untuk kembali menatap sang kakak. Oh tunggu, apakah kata kakak cocok untuk mengantarkan pada situasi seperti ini?
Keana diam di tempatnya. Gadis itu tak bergerak sedikitpun dari sana. Tubuhnya pun seolah enggan untuk berbalik menatap kembali Abian yang masih berada di tempat yang sama. Dengan kesulitan, sang gadis mencoba menangguk ludahnya dengan kasar. Iya berusaha keras untuk menetralisir degup jantungnya. Sungguh rasanya kan gila.
