Sebuah dekapan terlebih dulu menahan pergerakan Keana yang hendak pergi dari sana. Pelukan yang sangat erat itu berasal dari belakang tubuh sang gadis kecil milik Abian di sana. Sebuah deru napas pun dapat Keana rasakan di ceruk lehernya.
Keana hanya bisa di sana. Tubuhnya seolah menjadi sangat tegang tanpa alasan. Kaki yang smeula mengayun dengan ringan kini seolah mendapat sebuah beban berat hingga tak mmapu berjalan. Abian memelukya. Entah untuk yang ke berapa namun kali ini Abian kembali memeluknya. Entah apa yang membuat Keana sampai berpikir jika gadis itu mulai merasa nyaman berada di pelukan Abian. Mungkin gadis itu masih menganggap itu adalah sebuah hal yang wajar antara dua oraang saudara yang baru saling menerima kehadiran saudar yang lainya. Mungkin itu yang telah di pikirkan Keana.