"Enak nggak?" tanya Regan seraya mencodongkan tubuh pada Keana. Lelaki itu menyungging senyuman yang amat manis pada gadis berkursi roda di depannya.
Keana, gadis itu tengah duduk sembari menikmati es krim di tangannya. Tatapan gadis itu tampak kembali biasa. Tak terlihat pula jejak air mata yang tertinggal di pipinya.
"Iya, enak!" jawab Keana seraya tersenyum pada temannya. Gadis itu pun kembali memakan es krim di tangannya dengan tenang.
Regan yang mendengar penuturan Keana langsung merasa senang. Sungguh, lelaki itu sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Keana. Gadis yang bahkan tak pernah mengeluh sedikit pun tentang kehidupannya. Gadis yang selalu ceria pada setiap kesempatan yang ada.
Regan terus mendorong kursi roda Keana mengitari taman di Rumah Sakit Sejahtera. Senyuman lelaki itu pun terukir dengan tingginya. Mendengar Vanya masih menaruh hati padanya membuat Regan sedikit merasa lega.