"Maaf, gue telat!" tanya Abian saat kakinya mulai beranjak memasuki markas Leornard. Mamiknya menatap dengan penuh rasa bersalah pada teman- temannya karena telah datang terlambat.
"Iya, nggakpapa." ucap Genta menyahuti ucapan Abian sambil terus menyedot rokok di tangannya.
Begitu banyak kepulan asap dalam ruangan itu. Markas yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh kawan lelaki Abian pun sangat ramai tak seperti biasanya.
Abian mulai mendudukkan dirinya ke salah satu bangku di sebuah ruangan besar yang ada disana. Lelaki itu pun memandang seluruh temannya dengan tatapan yang amat sulut diartikan mereka.
Abian mulai menghela napas panjangnya. Isi kepalanya tak boleh sampai mempengaruhi emosinya. Lelaki itu berusaha menenangkan dirinya. Sekarang masalahnya adalah Bima. Abian harus mengingatnya.