Dalam perjalanan, hanya ada keheningan. Tak ada seorang pun yang berniat memulai pembicaraan. Hanya terdengar suara mesin mobil tanpa adanya sedikit pun keributan.
Benar- benar. Genta sangat bosan dengan sebuah keheningan. Lelaki itu bahkan sudah mulai jengah karena sudah beberapa menit mulutnya hanya terdiam. Mau bicara pun bingung apa yang ingin diungkapkan.
Manik Genta perlahan mulai bergerak kearah Ariska yang menyetir mobil dengan fokusnya. Gadis cantik itu bahkan tak sedikit pun menoleh kearahnya.
Genta sadar, Ariksa kesal karena menunggunya terlalu lama. Gadis yang menjemput Genta tepat pukul enam itu, kini harus berangkat saat jam sudah menunjukka pukul 6.45. Persiapan Genta begitu lama. Hingga gadis yang menjabat sebagai ketua OSIS itu harus rela untuk terlambat hanya karena seorang Genta.
"Ariksa," panggil Genta dengan nada rendahnya. Tubuh lelaki itu pun sudah bergerak untuk menghadap kearah Ariska dengan tatapan memelasnya.