"Abian cukup!" teriak Keana kehilangan kontrol dirinya. Tubuh Keana menoleh kearah belakang dengan tatapan tajam.
Seketika itu juga tangan Abian langsung berhenti di udara. Badannya langsung berbalik karena pendengarannya menangkap suara Keana yang amat sangat marah karena ulahnya.
Regan yang masih berada di kungkungan Abian pun menyungging senyum liciknya. Dari dulu, Regan memang sudah tahu jika kelemahan Abian adalah Keana. Namun lelaki itu tak pernah menyangka jika seorang Abian menyukai adik tirinya. Bahkan sampai berbuat seolah ia takut kehilangannya.
Tangan Abian yang semula mencengkeram erat Regan langsung terlepas begitu saja. Kakinya langsung melangkah untuk mendekati Keana. Pikirannya langsung melupakan Regan yang hampir saja terkena bogemannya.
Abian langsung berjongkok tepat di samping Keana. Kepala lelaki itu mendongak dengan tatapan fokus pada gadis kecilnya. Bibir Abian pun melengkung ke bawah seolah menyesali perbuatannya.