Dalam ruangan berbau obat- obatan itu, Abian terus memandang wajah Keana. Tangan kekar Abian bergerak untuk menyingkirkan anak rambut dari wajah cantik adiknya.
Paras ayu Keana sungguh membuat siapapun akan luput dengan pandangannya. Maniknya yang selalu ceria sangat memikat banyak kaum adam untuk mendekatinya.
Tatapan Abian terkunci pada Keana. Tubuh laki- laki itu seolah kaku oleh pandangan adiknya. Dalam keadaan setengah sadar, tubuh Abian mulai mendekati Keana. Badannya membungkuk kian mendekat kearah wajah Keana.
Kedua manik mereka terus terpaku satu sama lainnya. Tangan Abian pun Abian terus bergerak untuk membelai pipi gembulnya. Dan kemudian,
Cup!
Sebuah kecupan dari Abian mendarat mulus di kening adiknya. Manik lelaki itu tertutup seolah menghayati apa yang dilakukannya.
Wajah Abian pun dengan perlahan sedikit menjauh dari Keana. Hanya sedikit, untuk membuka ruang untuk keduanya.