Tak terasa sudah 3 hari sejak penangkapan Megalani di rumah Abraham sana. Peristiwa yang begitu tak terduga-duga oleh sang putri, Keana. Bagaimana bisa sang Bunda begitu tega membunuh kekasihnya? Jika memang benar Megalani pelakunya, maka apa yang disampaikan Abian sebelumnya adalah kebenaran pula?
Keana masih setia mendekam di dalam kamarnya. Gadis itu enggan untuk bergerak satu langkah pun keluar dari sana. Semua orang yang ada di rumah abrahan berpotensi untuk membahayakannya. Jika sang Bunda telah berhasil terkena jebakan mereka, maka tak lama lagi, Keana pasti akan kena.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu kembali terdengar. Entah untuk keberapa kalinya, gadis itu sudah mulai bosan. Sudah ratusan kali Keana mengatakan jika ia tak mau makan. Gadis itu juga telah mengatakan ia tak mau keluar. Berdiri di tempat yang sama dengan para penghianat seperti mereka rasanya begitu mencemukkan. Rasanya begitu tak tahan hingga kian aku ingin pergi melarikan diri dari rumah Abraham.
