"Hai, apa kabar?" Sapa Aarav sembari duduk di depan Megalani di sebuah ruangan khusus untuk menemui seorang narapidana. Pria itu memandang dengan amat intens bersama wanita sembari menyungging senyum seringaiannya. Tatapannya terlihat begitu tajam pada sang wanita. Entah apa maksudnya, namun hawanya terasa sungguh berbeda.
Sedangkan sang wanita, tangannya seketika terkepal erat di sana. Bagaimana bisa di keadaan genting seperti ini, Aarav masih sempat-sempatnya untuk menegur sapa.
"Apa gunanya itu sekarang, Aarav? Cepat bebaskan aku, atau aku akan menyeret mu untuk ikut bersamaku!" Ucap Megalani dengan nada penuh peringatan. Tatapannya terlihat begitu tajam menatap balik pada sang pria.
Namun bukannya langsung bertindak sesuai apa yang Megalani ucapkan, pria itu malah tertawa dengan begitu kencang. Tawanya menggema ke seluruh ruangan.