"Keana, dengerin gue dulu!"
"Sampai kapan aku harus dengerin kamu, disaat kamu pun nggak pernah ngerti gimana rasanya jadi aku?!" Tanya Keana langsung berteriak di depan Abian. Gadis itu terlihat bak orang kesurupan. Emosi telah meluap di benaknya. Keana tak mampu lagi mengendalikannya. Gadis itu sudah lama diam untuk meredakan amarah, itu rupanya tak membuahkan sedikitpun hasil yang nyata.
Karena sekarang, emosinya sudah tak dapat lagi dikendalikan. Keana telah menjadi orang yang berbeda dalam beberapa jam belakangan. Ada lagi gadis yang ceria seperti yang Abian kenal. Yang ada hanyalah gadis temperamental yang telah frustasi karena keadaan.
"Keana,"
