"Di mana kalian?!" Tanya Abian sembari berteriak pada para pelayan di rumahnya. Tatapannya sungguh terlihat amat nyalang pada mereka semua.
Arah pandang Abian mengedar menatap sekeliling rumahnya. Sudah puluhan kali Abian berkeliling, lelaki itu tak kunjung menemukan gadis kecilnya.
Tangannya kini telah terkepal erat. Kalau sampai Keana dan bahaya, Abian tak akan memaafkan siapapun termasuk dirinya sendiri.
Lelaki itu terus meratapi kesalahannya. Jika saja Abian tak menjelaskan semuanya serinci itu, pasti gadis kecilnya masih tetap berada di sisi nya sekarang. Lelaki itu masih tetap berharap jika waktu bisa diputar. Saat di mana sekarang, dia harus menjelaskan dengan amat halus pada sang gadis kecil dan berusaha mempertahankannya agar tetap berada di jalan yang benar.
Arah pandang Abian kini kembali menatap kepada seluruh karyawan. Semua kompak terdiam. Tak ada satupun dari mereka yang berani pakai suara. Kepala mereka pun kompak tertunduk seolah amat ketakutan.