"Keana, apa kau bersedia.."
"Ehem!" Sebuah suara yang terdengar tiba-tiba mengundang perhatian mereka. Dua orang yang sebelumnya dimabuk asmara kini telah tergantikan titik fokusnya.
Arah pandang mereka terus memandang kearah Regan yang dengan santai bersandar di sebuah gerbang. Tatapannya terarah dengan amat bagus dan mereka sembari menyungging sebuah tawa. Regan terlihat sedang menertawakan mereka. Oh bukan, Regan sedang menertawakan Abian lebih tepatnya.
Kepalanya langsung geleng-geleng seketika. Lelaki itu tak pernah menyerah jika Abian akan mengungkapkan isi hatinya lebih cepat dari yang ia kira.
Dan tepat saat itu juga, tangan Abian langsung bergerak untuk menghempaskan sebuah sapu yang sedari tadi ia pegang. Lelaki itu pun mengayunkan kakinya dengan begitu cepat mendekat kearah Regan. Tatapan Abian telah berubah menjadi nyalang. Sungguh lelaki itu merasa sangat kesal. Selalu saja ada pengganggu yang datang disaat yang tidak tepat. Seperti berikan contohnya.