"Jadi gimana?" Tanya Abian sembari terus mengikuti langkah Keana. Lelaki itu sengaja membuntuti Keana kemanapun ia pergi. Tak peduli kemanapun Keana beranjak, Abian akan selalu mengikuti. Sampai saat ini.
Ditengah banyaknya kerumunan siswa, lelaki itu terus berjalan dibelakang Keana. Mulutnya terus saja berceletuk untuk menanyakan hal yang sama. Abian bahkan tak mempedulikan pandangan seluruh siswa yang terarah kepadanya. Dan sepanjang jalan, lelaki itu malah tebar pesona.
Tempat dibelakang Keana, tangan lelaki itu terus saja melambay saat mendengar beberapa siswa yang menyapa. Senyumnya kembali melebar sekolah itu adalah sebuah kebiasaan yang dilakukannya. Adanya Keana seolah tak dianggap apa-apa. Abian yang mengikutinya seolah hanya menjadi rutinitas belaka. Dan itu malah membuat Keana merasa amat jengah.
