Lelaki itu hanya diam. Bibirnya terkatup dengan rapat saat duduk bersama dengan semua anggota keluarga. Anggota keluarga yang lengkap seperti yang ia bayangkan. Namun suasana nyanyi asing tak seperti yang diharapkan.
Abian terus melirik kearah gadis kecilnya. Lelaki itu memandang dengan penuh tanda tanya. Abian berharap Keana mampu menghilangkan suasana canggung yang terasa. Mengapa makan malam kali ini sungguh berbeda.
Meja makan adalah tempat satu keluarga menceritakan pengalamannya. Di meja makan pula seluruh anggota keluarga saling bercerita. Namun itu sungguh berbeda dengan keadaan rumah Abraham.
Semuanya saling diam. Hanya ada bunyi dengan piring dan juga sendok yang terdengar. Bibir mereka saling diam. Tak ada seorangpun yang berniat untuk membuka pembicaraan.
Untuk beberapa saat, tatapan Abian terfokuskan pada sang Bunda. Wanita itu berbeda dari biasanya. Benda karnavian yang tak melihatnya lama, atau karena ada baiknya perbedaan dalam diri sang Bunda.