"Sore!" ucap Keana saat ia baru saja melangkah masuk ke dalam Cafe Melati Bunguh tempatnya bekerja. Napasnya tersengal-sengal seolah telah lari begitu jauhnya.
Dengan gerakan cepat, gadis itu langsung mengalihkan pandangan pada sebuah jam yang tergantung di dinding sana. Pukul 3.56. Syukurlah ia tidak terlambat.
Keana kembali berjalan untuk masuk ke sebuah kamar mandi untuk karyawan. Gadis itu langsung mengganti pakaian dengan seragam yang telah disediakan. Tangannya bergerak dengan cepat karena jam sudah waktunya bekerja. Masih dua hari ia berada di sana, tak boleh ada sedikitpun masalah yang dilakukannya.
Sang pemilik sudah cukup baik hati karena membiarkan seorang pelajar bekerja di sana. Pekerjaan paruh waktu yang rasanya tidak cukup untuk melayani ramainya customer yang datang.
Namun entahlah, Keana hanya menganggapnya sebuah keberuntungan.