Keana terus berjalan untuk masuk ke dalam kelasnya. Sungguh, gadis itu sebenarnya sedang tidak ingin datang ke sekolah. Rasa tak nyaman mulai timbul saat mengingat apa yang telah Abian katakana sebelumnya. Rasa jengkel pun kembali hadir saat Keana melihat wajah Abian, bahkan tanpa sengaja. Namun rasa ingin kembali seperti semula menyeruak begitu saja. Keana telah menaruh rasa simpati pada Abian jauh sebelumnya. Namun ia juga tak bisa melakukan apa- apa.
Kaki Keana mulai masuk ke dalam ruang kelasnya. Namun seketika itu juga, pandangannya langsung terfokus pada sebuah bangku miliknya. Bangku yang terletak di bagian belakang namun telah terisi oleh seorang lelaki dan juga perempuan.
Keduanya tengah membahas sebuah persoalan yang tampak serius saat Keana memandang dari kejauhan. Mata mereka kompak terkunci satu sama lainnya. apa yang sedang mereka bicarakan? Tentang kelanjutan hubungan merekakah? Atau tentang lainnya? Pikir Keana dalam diam.