Prang!
Ruangan yang sebelumnya hening kini telah terdengar bunyi yang amat nyaring. Lantai yang awalnya bersih kini telh ternoda dengan noda merah. Lelaki itu hanya bisa terdiam sembari terus memluk tubuh gadis kecil dalam rengkuhannya. Apalah dengan rasa sakit yang tak sebanding dengan penyelamatan sang lelaki untuk gadis kecil kesayagannya.
Tepat setelah piring itu jatuh dan menimbulkan suara nyaringya, gadis itu langsung menjauh dari jangkauan kakaknya. Maniknya terfokuskan pada bagian punggung kaki Abiaan yang telah bercucuran akibat kelalaiannya.
"Ya ampun Abian!" teriak Keana dengan histerisnya. Tangannya bahkan telah bergerak untuk, menutup mulutnya yang telah menganga. Gadis itu langsung merendahkan tubuhnya untuk berjongkok di depan kaki kakaknya.
"Banyak banget belingnya!" ucap Keana sembari mengarahkan tatapan berkaca- kaca pada Abian. Napas gadis itu seketika telah memburu di tempatnya. Rasa bersalah kembali hinggap di dadanya.