Pembelajaran telah dimulai kembali. Semua murid tengah mendengarkan penuturan sang guru yang sibuk menjelaskan materi sambil menulis di papan.
Kali ini kelas XI IPA 2 sudah tak jam kosong lagi. Seorang guru matematika yang terdengar garang telah datang untuk memulai materi.
Sejak awal kelas, Abian sama sekali tak fokus. Pikiran lelaki itu terus berputar memikirkan sesuatu yang ia anggap lebih serius. Tangan Abian pun sedari tadi bergerak untuk memutar- mutar bulpoin sambil menatap pada sang guru. Namun arah pikirannya dan materi di depan sana sangatlah jauh.
Keana. Adik gue. Eh enggak- enggak! Adik tiri gue! Eh enggak, calon pacar gue! batin Abian terus menjelaskan siapa sebenarnya Keana dalam hidupnya.
"Argh!" sergah Abian sambil mengacak rambutnya dengan kasar. Tangannya pun sudah bergerak untuk mencoret- coret sebuah meja dengan bulpoin.