Sekelompok api unggun merah menyala menyala di reruntuhan. Sekelompok orang duduk di sekitar api unggun dan mulai menikmati nyanyian dan pesta. Semua berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan suasana yang harmonis dan ceria.
Api unggun melonjak, cahayanya menyinari reruntuhan kota di sekitarnya, antusiasme dari sekelilingnya mendistorsi ruang di dekatnya, sosok pemukul berputar di bawah cahaya api, semacam ritual sihir aneh yang dirasakan.
Mereka menyanyikan lagu-lagu pop yang sudah mereka kenal, mengadaptasi kata-kata dan melodi lagu, menyusun apa yang ingin mereka ucapkan ke dalam lagu yang mereka nyanyikan, dan mengikutinya hanya untuk melampiaskan kesedihan dan ketidakpuasan di dada mereka. Lagu-lagu itu pada dasarnya adalah improvisasi mereka sendiri dan sekarang kedengarannya bagus.