Ada tembakan, dan salah satu dari empat monster yang memegang kapak terkena peluru dan terjatuh lurus ke arah tumpukan mayat di belakang sambil membuat teriakan yang menyakitkan. Tiga monster kepala kuda lainnya ketakutan dan saling pandang lalu melihat ke arah asal tembakan.
Aku juga menolehkan kepala dengan susah payah dan melihat ke arah mana tembakan itu berasal.
Dua sosok yang kukenal berdiri tidak jauh dari sana, memegang senjata tinggi-tinggi di tangan mereka, dan tatapan tajam keluar dari mata mereka. Aku terkejut dengan tatapan di matanya, dan semua orang tidak bergerak. Aku takut kalau dia tiba-tiba akan menembakku.
"Itu ... Hendri??"
Aku melihat ke arah dua sosok yang tidak jauh dari sana. Mereka memang Hendri dan temannya. Mereka berdua sedang melihat ke tempat kami dengan marah, seolah-olah mereka memperlakukanku sebagai sahabat monster ini. Sama seperti salah satu dari mereka.