Seorang wanita berjas putih membuang nafas berat berkali kali. Iris matanya sudah berkaca kaca terselimuti cairan bening. Tak peduli seberapa sering ia menyeka pipi yang sembab. Ia tak bisa membohongi orang lain bahwa ia tak menangis detik ini.
"Bagaimana aku bisa menyesalinya sebelum pernikahan itu terjadi?.." lirih Diva tak menyangka ternyata ia punya hati serapuh ini. Ya, seorang Diva yang beberapa hari lalu dengan enteng menerima lamaran seseorang tanpa berpikir. Bahkan tak mau tahu siapa sosok yang akan mendampinginya seumur hidup nanti. Dan kini, hatinya malah meronta ingin lari dari kenyataan.
Bayangan sosok laki laki yang tak seharusnya ia harapkan justru berseliweran menyibukan otaknya. Siapa lagi kalau bukan Pandu. Ya. Seseorang yang terlibat dalam kebohongan nya menipu Tio saat itu. Hmm.. Diva malu mengakuinya. Tapi sepertinya, Diva bukan lagi hanya kagum pada Pandu. Melainkan lebih dari itu. Bahkan sudah sampai di puncak keinginan untuk memiliki.