Effan dan Viola terlempar jauh menuju hutan di area selatan Kerajaan, mereka selamat karena mereka jatuh pada danau di tengah hutan tersebut.
"Apa-apaan itu!! Berapa banyak Sense yang dia miliki sih?! Elemen bumi, peningkatan kekuatan, kecepatan, belum lagi elemen angin?" Effan yang kesal sambil keluar dari danau dengan badan basah kuyup.
"Zerf belum menggunakan Sensenya loh." kata seseorang dari arah atas mereka, dia adalah Shio. "Syukurlah kalian selamat." Shio lalu turun dari batang pohon.
"Eh ! Benarkah itu Viola?!" tanya Effan pada Viola.
"Benar. Aku ngga merasakan penggunaan Sense dari tuan Zerf"
Di dalam hati Shio berpikir "Merasakan? Aku memang ngga terlalu tahu prinsip dari Sense sih, tapi apa ada Sense yang bisa mengetahui saat manusia lain mengaktifkan Sensenya ya?"
"Sial ! Jadi apa-apaan serangan tadi?" selanjutnya Effan bertanya pada Shio.
"Latihan, latihan! Tanpa Sense sekalipun kekuatan fisik Zerf sudah berada di level yang berbeda dengan manusia pada normalnya. Saat melawan kalian tadi, mungkin dia masih main-main saja. Dia juga menguasai beberapa teknik bela diri dan menguasasi berbagai senjata loh."
"Bohong kan~?" tanya Viola.
"Benar kok. Dicoba berapa kali pun kalian tidak bisa mengalahkan Zerf loh."
"Tapi aku tidak akan menyerah! Akan ku coba menantangnya lagi!"
"Kalau begitu, apa kalian mau mencoba menggunakan pedang? Akan ku ajari."
"Apakah tidak apa-apa?" tanya Effan.
"Tidak apa-apa, tidak ada perintah yang melarang untuk melatih seseorang kok. 2 hari lagi kita akan berlatih di hutan dekat desa kalian. Jadi sekarang kalian pulanglah dulu dan obati luka kalian. Tapi sebelum itu apa kalian tidak membawa apa-apa?"
"Ah! Barang-barang kita?!" Mereka kaget bahwa barang-barang yang telah mereka tukar tertinggal di gerbang istana dan mereka bergegas kembali ke gerbang istana untuk mengambil barang-barang tersebut.
"Ah! Kamu pakailah ini!" menyodorkan sebuah mantel untuk menutupi bagian punggung Viola yang bajunya telah sedikit sobek karena mengeluarkan Sense sayap miliknya.
"Terima kasih."