"Baiklah. Jika kau sangat bersikeras, akan kuberi kau kesempatan. Jika kau dapat mendaratkan satu saja pukulan padaku, akan ku pertimbangkan permintaanmu. Tunjukan bahwa kalian akan berguna. Bersiaplah!" Zerf menaruh kedua tangannya di atas tanah dan tanah itu mulai retak menghancurkan pijakan hingga ke tempat Effan berdiri.
Walaupun tanah tempat pijakan Effan rusak, dia masih bisa menjaga keseimbangan. Zerf melesat menuju Effan dan mendaratkan pukulan, dengan refleks yang bagus dia bisa menahan pukulan yang mengarah padanya. Akan tetapi karena perbedaan kekuatan fisik yang besar, Effan dengan ringannya terpental ke belakang.
"Sial . . ! Apa-apa kekuatan ini! Ngga! Belum selesai selanjutnya… Kanan!" Effan menyadari serangan ke dua dari Zerf, dia mengelak menghindari pukulan yang dilancarkan Zerf dan mengepalkan tangannya untuk melancarkan serangan balasan.
Tapi Zerf yang lebih cepat menggunakan lututnya untuk menyerang perut Effan, serangan itu mengenai Effan dengan telak sehingga membuatnya terjatuh ke tanah.
"Begitu ya, kau tidak bisa melihat pergerakan ku, tapi kau memperkirakan dan memprediksi arah serangan, lalu reflekmu juga cepat. Tidak buruk." Zerf berhenti dan memberi komentar. "Tapi kau terlalu lambat dalam mengambil keputusan, lawan tidak akan menunggu hingga kau selesai berpikir!" Zerf kembali melancarkan berbagai serangan pukulan dan tendangan yang membuat Effan kewalahan, semakin lama serangan Zerf semakin tidak bisa diperediksi oleh Effan. "Hanya dengan membaca pergerakan lawan itu ada batasnya. Buatlah lawan seolah sudah membaca pergerakanmu, biarkan dia yang berpikir dia yang memimpin, tapi sebenarnya justru kaulah yang memimpin." Effan bagaikan dipermainkan dalam pertarungan itu.
"Sekarang tunjukan Sense milikmu, atau Sensemu itu bukan tipe serangan?"
"Aku tidak memilikinya. Hah. . hah. . " Effan yang masih berusaha bangun sambil kesakitan.
"Ah~ No-Sense ya~? Sungguh langka. Kalau begitu akan ku akhiri dengan cepat." Zerf dalam sekejap berada di belakang Effan dengan kecepatan yang jauh berbeda dari sebelumnya. "Sebaiknya kau tahan ini dengan baik atau tulangmu akan patah! Impact!" Zerf membuka telapak tangannya dan memukul Effan dengan teknik pukulan tangan yang terbuka, hal ini dimaksudkan agar Effan tidak terluka dan hanya terlempar. Walaupun Effan menahannya dengan kedua tangannya, kekuatan yang berbeda dari sebelumnya membuat Effan terlempar jauh ke langit.
"Effan!!" teriak Viola.
"Kalau kau jatuh dari ketinggian itu kau bisa mati. Ah benar juga suaraku tidak sampai." kata Zerf melihat Effan dengan sedikit melirik kepada Viola.
"Aku tidak mau lagi!!" Sayap besar berwarna putih bersih keluar dari punggung Viola dan dia terbang menuju Effan dan menyelamatkannya.
"Viola! Akhirnya kau bisa menggunakannya?!" kata Effan sambil bergantungan pada tangan Viola.
"Jangan terlalu banyak bergerak, aku masih belum terbiasa!" jawab Viola yang tampak kesusahan mempertahankan keseimbangannya.
"Sayap? Transformation tipe terbang ya? Kalau begitu bagaimana ini?" Zerf kemudian berancang-ancang seperti akan menandang dan kemudian dia melakukan tendangan untuk menendang udara. Tekanan angin dari tendangan kuat itu, menerbangkan mereka berdua.
"Uwaaa!!!" Mereka berdua terlempar menjauh dari istana.