"Ini di mana?" Viola yang baru bangun dari tidurnya tampak kebingungan dan bertanya kepada Effan.
"Kau sudah bangun ya? Tenanglah Viola."
"Eh!? Jadi kemarin bukan mimpi!!??" Mengetahui bahwa dia berada di gubuk itu menandakan monster yang dilihatnya menyerang desa dan telah membunuh kedua orang tuanya di depan matanya sendiri pada malam itu, bukanlah sekedar mimpi buruk baginya, melainkan sebuah kenyataan, sehingga dia pun mulai ketakutan dan menagis.
"Tenanglah Viola, di sini mereka masih berkeliaran." Effan menutup mulut Viola yang sedang menangis agar Demon yang masih berkeliaran tidak menyadari keberadaan mereka.
Walaupun Effan bersikap tenang, sebenarnya dia sangatlah marah. Setelah menyembunyikan Effan dan Viola, orang tua Effan terbunuh oleh para Demon yang bermaksud menjadi umpan agar mereka berdua selamat.
Dia hanya bisa melihat hal itu dari balik pintu gubuk itu melalui celah di pintu yang sudah terkunci oleh orang tuanya.
"Sial !" Effan mengintip keluar melalui celah itu dan terlihat 2 Demon berjalan ke arah mereka.
Sepertinya dikarenakan tangisan Viola tadi, kedua Demon itu menyadari keberadaan mereka dan mulai berjalan mendekati gubuk itu. Salah satu Demon itu mengangkat cakar hitam besarnya dan menghancurkan pintu gubuk itu dengan sekali serang.
Melihat Demon yang sedang berdiri di depan pintu masuk gubuk dan akan segera membunuh mereka, membuat mereka berdua sangat ketakutan dan merasa nasib mereka akan segera menyusul kedua orang tua mereka.
"Aku pasti akan melindungimu, Viola!" Effan mencoba memberanikan diri untuk menghadapi Demon tersebut, karena dia tidak ingin Viola terluka dan pengorbanan kedua orang tuanya menjadi sia-sia. Effan berpikir tentang bagaimana cara mengalahkan Demon itu dan melarikan diri. "Tenangkan dirimu, perhatikan dan amati lawanmu. Mereka pasti punya kelemahan, tapi mereka ada dua. Bertarung di tempat sesempit ini akan merugikan, aku harus menarik perhatian mereka ke tempat yang lebih luas, tapi jika ku lakukan aku harus meninggalkan Viola sendirian. Tidak ada jaminan, tidak ada Demon lain yang akan kemari. Tapi Viola juga belum bisa terbang dengan Sense miliknya. Tidak, dengan terbang justru akan menarik perhatian. Terlebih lagi kondisinya masih terguncang. Ah~! Bagaimana ini….?"
Di saat kedua Demon itu akan masuk ke dalam gubuk untuk membunuh mereka, entah berasal dari mana, 2 anak panah melesat dengan kecepatan yang luar biasa, mengenai kepala kedua Demon itu sekaligus, dan langsung menghancurkannya. Karena kecepatan yang luar biasa itu, anak panah itu melesat hingga menembus dan menghancurkan tanah setelah mengenai kedua Demon itu.
"Eh!!" Effan dan Viola pun kebingungan dengan apa yang telah terjadi.