Chereads / riving / Chapter 1 - prologue

riving

Dio_Official
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - prologue

Namaku Arthur aku adalah raja didunia bernama bumi aku dulu hanyalah anak terlantar yang tidak mempunyai siapa siapa,aku dibuang kerongsokan sewaktu bayi oleh orang tua ku lalu aku ditemukan oleh pemilik panti asuhan dipinggiran kota tepat nya ditempat sampah namun aneh nya aku tidak menangis seperti bayi bayi lain nya, lalu aku diangkat menjadi anak panti asuhan dan dirawat oleh pemilik panti asuhan itu setelah menemukan ku ditempat sampah disaat umur ku 4 tahun aku sudah bisa memahami semua seperti orang dewasa namun aku belum akrab dengan anak anak lain nya dikarna kan pemahaman ku melebihi manusia biasa lain nya,

disaat umur ku 10 tahun aku sudah bisa akrab dengan anak anak panti asuhan mereka terlalu bersikap baik padaku terutama sahabat ku nico dan selena umur kami tidak terlalu jauh nico 10 sama sepertiku dan selena 11 tahun,aku adalah anak pemalu saat itu jadi aku terlihat menggemaskan terlebih lagi kulit ku yang putih dan rambut ku yang hitam dan halus serta mata yang agak tajam berwarna hitam mereka sudah terbiasa mencubit pipi ku terutama para perawat panti asuhan namun semua itu berakhir dengan cepat sampai pada suatu saat diumur ku yang ke 11 tahun awal bencana datang perang terjadi antara perbatasan benua ex dan sos aku tinggal di benua sos tepatnya di pinggiran kota,perang sudah terjadi sekitar 6 bulan dan itu sudah sampai menghancur kan perbatasan yang membuat para masyarakat benua sos khawatir akan terjadi nya perebutan wilayah dan menghancurkan kota kota disaat itu juga kepala panti sangat khawatir dikarna mereka yang paling dekat dengan perbatasan ex dan dipinggiran kota yang tepat akan menjadi sasaran awal dia tidak berani pindah karna tidak ada tempat lagi kalau ada itupun tidak akan bisa menampung seluruh anak anak panti dia hanya berdoa agar perang ini secepatnya berakhir dan bencana yang sebenarnya pun dimulai disaat bulan ke 7 perang dunia,

aku saat itu sedang pergi bersama nico dan selena kehutan yang sering kami singgahi untuk bermain main,aku melihat matahari yang akan tenggelam tepatnya sudah hampir malam tiba namun saat itu kami belum berkeinginan untuk pulang kepanti lagi pula kami diam diam untuk pergi kehutan entah kenapa firasatku saat itu buruk sekali sampai pada saat matahari benar benar tenggelam dan mengganti nya dengan cahaya bulan purnama kami langsung bergegas untuk pulang karna kami takut kalau kepala panti dan perawat disana khawatir tidak lama setelah kami menuju jalan pulang kami bertiga melihat cahaya api yang besar dipinggiran kota tidak seperti kebakaran tepat nya seperti bom nuklir api dan saat itu aku langsung terfikir oleh panti bagaimana keadaan nya aku langsung berlari menuju panti namun tiba tiba nico menarik lengan ku untuk lari kearah sebalik nya yaitu hutan dan selena juga seperti nya ketakutan dan tau apa yang terjadi aku langsung melepaskan pegangan nico dan marah kepada nya tapi selena memegang pundak ku sambil raut wajah nya yang tampak sangat serius aku mengerti apa maksud nya ini adalah keadaan sangat mendesak aku mengikuti mereka pergi untuk pergi kehutan namun sebelum itu juga ada suara tembakan aku menyadari apa yang telah terjadi aku langsung berlari kearah panti menghiraukan nico dan selena aku sangat khawatir dengan para panti disana nico dan selena pun tampak gelisah dan sedih aku tidak mempedulikan nya karna aku tau apa yang terjadi aku pergi berlari melewati kota kota yang hancur api seperti kebakaran dahsyat dimana mana puing puing mayat bertaburan air mataku menetes saat berlari menuju panti asuhan bahkan sampai tepat nya didepan pintu rahasia untuk aku nico dan selena kabur aku masih mendengar suara tembakan yang begitu kuat dari dalam dan suara suara teriakan aku pergi masuk ke belakang panti tepat nya pintu rahasia kami aku masih mendengar suara suara orang berteriak dan menangis suara tembakan aku diam diam masuk kedalam panti yang penuh dengan kobaran api sampai tiba didalam nya tepat nya didapur aku melihat mayat mayat anak panti berserakan,peluru yang menembus tubuh mereka darah yang mengalir dibaju mereka aku masih merasa tidak percaya aku langsung pergi menuju pintu dapur untuk menuju keluar namun saat aku ingin membuka nya aku terlempar karna pintu itu terbuka dengan kuat aku terbaring aku bisa melihat seseorang yang memakai pakaian tentara bewarna coklat dengan garis garis hitam yang memegang senjata pistol REVOLVER di tangan kanan nya nya tepat setelah dia melihat ku dia tersenyum seolah olah aku adalah mangsa nya lalu mengatakan "-Ooh ada satu lagi yang tersisa ya" dia mengacung kan pucuk senjata nya kearah ku,aku langsung menatap kosong seperti kematian ku sudah ada didepan mata perlahan dia menarik pelatuk senjata nya aku masih diam dan menatap kosong dan

-Dorr!!

aku menutup mataku yang pasrah akan kematian ku tapi aku tidak merasakan apa apa saat tembakan itu,aku membuka lagi mata ku yang benar saja aku melihat seorang wanita yang terlihat sama sepertiku tinggi nya kemudian dia membalik kepala nya dan melihat kearah ku dengan senyum yang tulus kepadaku aku kenal dia aku tau dia dia adalah selena aku berfikir mereka berdua lari dan meninggalkan ku tapi apa yang dia lakukan dia melindungi ku? melindungi ku dari kematian? aku masih diam air mataku perlahan jatuh kembali tatapan ku kosong melihat selena yang jatuh kelantai lalu disaat itu juga seorang yang tadi membunuh selena hanya tersenyum dan sedikit tertawa lalu mengatakan "ah ternyata ada satu lagi" dia melanjut kan nya dengan mengacungkan senjata nya lagi kearah ku dan dia siap menembak sekali lagi namun dia tiba tiba terjatuh karna terdorong oleh pintu dari luar lalu tiba tiba ada yang memanggil ku ya dia nico yang baru saja tiba dari pintu belakang terlihat ekspresi nya begitu khawatir lalu dia menyuruh ku untuk pergi selagi nico masih bisa mengulur waktu aku menolak tapi dia memaksa aku tetap menolak aku tidak ingin meninggalkan seseorang yang menyayangiku dan mengkhawatirkan ku dan tak lama kemudian suara seseorang yang baru saja bangun terdengar "dasar bocah nakal mendorongku dengan pintu sembarangan akan ku pastikan kalian menemui kematian"

-dorr

dia menembak kan pistol nya lagi kearah ku namun sebelum aku tertembak seseorang sudah ada didepan ku berdiri dengan tangan terlentang dan terjatuh kelantai dia adalah nico aku kembali ketatapan kosong dan menunduk seperti ada lobang hitam yang amat besar di tubuh ku semua berakhir sudah berakhir, namun seseorang yang tadi nya menembak tidak terlihat salah dia malah tertawa terbahak-bahak begitu menyedihkan nya aku aku hanya berfikir ini semua salah ku karna aku terlalu lemah karna aku tidak bisa melindungi mereka namun semua kesedihan itu berubah menjadi amarah yang menggebu-gebu hawa membunuh yang dimiliki seorang anak berusia 10 tahun yang seperti pembunuh bayaran yang berpengalaman tanpa berlama lama dia pun menyadari apa yang telah terjadi dan memasang ekspresi serius aku mengambil pisau yang ada disudut belakang ku dengan perlahan lalu memasang kuda kuda seperti hang kulihat di tv untuk orang dewasa seorang ahli bela diri yang menggunakan pisau aku langsung bisa memahami nya dengan sekali lihat kugunakan tehnik beladiri itu dengan memasang kuda kuda yang lemah ini dengan ringan lalu mengacung kan ujung pisau kesamping seperti assassin dengan lalu seorang itu juga mengambil pisau yang ada disaku pinggang kanan nya dengan kuda kuda dan tangan yang siap untuk menebas ku dan

-swus

dia melesat kearah ku tapi tampak dimataku semua nya itu lambat seperti slowmo (lambat) aku berhasil menghindar serangan kedua datangan

-swus

seperti tadi dia hanya menebas angin dia terus menyerang ku berulang-ulang kali tapi hasil nya tetap sama sampai akhir nya dia berhenti kelelahan terlihat ekspresi wajah nya ketakutan kemudian aku sedikit menaikan pisau ku lalu melesat kearah nya dalam sekejap

-swus

terlihat lehernya yang penuh dengan darah yang mengalir keluar seperti air pancuran dengan bercak bercak darah,

selesai itu aku langsung mengambil pistol yang dimiliki nya dan ammo yang ada diransel kaki nya,kumasuk kan peluru kedalam pistol itu seperti yang kulihat saat dia ingin menggunakan pistol tadi lalu aku menuju keluar pintu untuk menghabisi para bajingan yang telah membunuh seluruh anak panti,

suara tembakan terus menerus terdengar seorang anak kecil yang berusia 10 tahun membantai habis habisan musuh nya yaitu orang dewasa yang memakai baju tentara EX mayat mayat mereka bertaburan disana sekitar 125 orang telah tewas dibantai oleh seorang anak kecil yang hanya menggunakan senjata api yaitu pistol dan AK-47 yang dia ambil dari mayat mayat tentara itu,

Terlihat seorang anak kecil yang duduk diatas mayat-mayat yang bertumpukan dan hujan yang membasuhi seluruh tubuh nya dengan tatapan mata nya yang kosong menghadap keatas langit langit hujan.